*"Membingungkan dan Tidak Jelas!"*
Ya itulah kesan awal banyak orang termasuk Saya saat mencoba mengenal konsep Tuhan dalam Agama Buddha.
Wajar saja jika akhirnya banyak yang gagal paham dan akhirnya menggolongkan para penganut Buddha sebagai atheis, yang tidak percaya pada Tuhan.
Lalu benarkah Agama Buddha tidak ber-Tuhan?
Berikut ini ulasannya.
Namun sebelum memulai ada baiknya Anda benar-benar mengikuti tips berikut ini.
*Tips :*
Untuk memahami konsep Tuhan versi Buddha maka ada baiknya Anda melepaskan dulu sejenak Konsep Bayangan umum dan "Imajinasi" Anda tentang Tuhan.
*Sudah?*
Baiklah, mari kita lanjutkan.
Pertama-tama, *Tuhan dalam agama Buddha bukanlah Sidharta Gautama.*
*Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi* di mana alam semesta diciptakan oleh sosok Tuhan yang maha kuasa dan tujuan akhir dari hidup Manusia adalah kembali ke Surga ciptaan Tuhan yang kekal itu.
*Ajaran Buddha tidak mengenal adanya sosok "Dewa Pencipta" atau pun "Sang Pencipta Dunia".*
Sama seperti pemikiran ilmiah modern saat ini, umat Buddha percaya bahwa Alam Semesta dengan segala isinya diatur oleh hukum kosmis universal yang dikenal dengan nama Niyama Dhamma.
Hukum ini berlaku di semua Alam kehidupan.
Baik di Bumi, seluruh Tata Surya, maupun semua Galaksi di Jagat Raya ini terikat pada hukum ini.
Dengan demikian, ada atau tidak ada Buddha, hukum abadi itu akan tetap ada sepanjang zaman.
Konsep Tuhan dalam ajaran Buddha adalah sebagai berikut :
*1. Tuhan tidak punya nama.*
Tuhan menurut versi Buddha adalah tidak memiliki nama.
Jadi kalau anda mencari nama baku untuk nama Tuhan dalam agama Buddha, jawabannya jelas tidak ada.
*2. Tuhan tidak beragama.*
Kalau anda percaya bahwa Tuhan adalah memiliki agama, menciptakan agama, sayang dan mengasihi hanya pada pemeluk agama ciptaannya saja dan membakar serta menyiksa Manusia yang tidak percaya pada agama ciptaan-NYA.
Maka Tuhan dalam agama Buddha jelas dianggap tidak ada.
*3. Tuhan tidak memihak.*
*Tuhan tidak berbentuk dan juga sekaligus tidak memihak (netral)* serta tidak memiliki sifat seperti layaknya Manusia.
Seperti pengasih, penyayang, pengampun.
Memberikan pahala atau hukuman.
Tuhan juga tidak dianggap sebagai pencipta alam, pemelihara alam dan juga tidak dapat memusnahkannya.
Bingung bukan?
*Penjelasannya sederhana dan logis.*
Buddha bukanlah ajaran tentang Tuhan.
Tetapi ajaran tentang Perilaku manusia.
Umat Buddha percaya dengan berperilaku yang baik maka keberadaan Tuhan akan bisa ditemukan.
*Umat Buddha percaya, semua Orang yang berbuat baik pasti ber-Tuhan.*
*Tetapi Orang yang mengaku ber-Tuhan belum tentu berbuat baik.*
Itulah mungkin inti dari Ajaran Buddha tentang Tuhan.
Kenyataan di masyarakat juga sepertinya sudah sangat jelas.
*Masyarakat yang mengaku Percaya Kepada Tuhan, seringkali perilakunya tidak berbanding lurus dengan perbuatannya.*
*Jadi apakah pemeluk Buddha tidak bertuhan?*
Sekali lagi tergantung pada pemahaman Anda tentang Tuhan.
Mungkin saja anda berpendapat seperti itu.
Namun untuk mengatakan ajaran Buddha sebagai Atheis sangat tidaklah tepat.
*Sosok Tuhan yang tidak terlihat, tidak disebutkan dan tidak memiliki sifat bukan berarti tidak ada.*
*Konsep Ke-Tuhanan menurut Buddha* adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya :
*"Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Bersifat Mutlak".*
Dalam hal ini, ke-Tuhanan yang Esa dalam ajaran Buddha adalah sosok yang tidak dapat dipersonifikasikan, tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun, dan memiliki keberadaan yang mutlak, dan tidak terikat dengan kondisi apa pun (asamkhata).
Sama seperti umat beragama lainnya, Umat Buddha juga memiliki Hari Raya yaitu Hari Waisak.
Dirayakan pada bulan Mei pada waktu Terang Bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 peristiwa penting bagi umat buddha yaitu :
*- Kelahiran Pangeran Siddharta*
*- Pencerahan Siddharta Gautama menjadi Buddha pada usia 35 tahun*
*- Dan wafatnya Sang Buddha pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.*
Perayaan Hari Raya Waisak bukanlah sebuah ritual semata bagi umat Buddha.
Perayaan ini dimaksudkan menjadi sebuah penyambutan kelahiran jiwa yang baru.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.
Rabu, 30 Mei 2018
Tentang Budha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar