Minggu, 16 September 2018

Koh Awi

Nama saya Pdt. Joe Agoes Soesanto, sepupu Koh Awie, dan Ketua Yayasan WLW (Wisma Langen Wedarsih).

Saya ingin meluruskan cerita2 negative yg semakin jauh dari kebenaran, antara lain bahwa koh Awi dibuang oleh anak anaknya di WLW, setelah ia tidak punya apa apa lagi dll.

Budaya Timur seperti di Indonesia, kesan orang lansia masuk Rumah Golden Age dianggap tidak baik, tidak berbhakti, tidak care dll. Tetapi tidak benar sama sekali. Perawatan lansia di Wisma ada banyak manfaatnya. Wisma Lansia ini merupakan salah satu yg terbaik di Jawa Tengah.

Koh Awi menderita "paranoia atau fobia yg cronic" ketakutan berlebihan dan halusinasi (hi) Negatif, "Hi Pendengaran" dengar suara suara asing yg menakutkan, "Hi Penglihatan" melihat ada sosok dirumah yg menakutkan, mau membunuh memenggal kepala , mengamputasi lutut dll."Hi Penciuman" ada bau busuk. Sehingga akhirnya tidak mau tinggal di rumahnya sendiri.

Sejak istrinya harus dirawat dokter di kota lain pertengahan February 2018, koh Awi hidup bersama dan tinggal dirumah anak dan menantunya di Semarang. Saya saksinya. Anak dan menantu koh awie, sangat tulus melayani papanya. Sejak mamanya sakit, mereka berperanan melayani papanya dengan tulus  dan bantuan 2 suster bergilir merawat Koh Awi dgn sungguh sungguh. Saya jamin mereka tidak mengabaikan, tidak mensia siakan, tidak juga kudeta toko, tidak merebut harta warisan dll.   Berita negative semua itu bila di blow up bisa menyesatkan public.

Tapi krn koh awie menderita alzheimer demensia psikotik, perilakunya tambah agresif, susah sekali dilayani baik oleh suster2 ataupun anaknya, kecurigaan terhadap orang dekat meningkat, disertai halusinasi negatif. Singkat cerita sampai bulan Agutus 18. Kondisi kejiwaan-nya sangat buruk, lost control dalam tindakan dan tutur kata, agresive, tidak sadar akan kebersihan diri sendiri dll -  dimensia serius.Maka terpaksa pd tgl. 24 Agustus, koh Awi dimasukan ke rumah sakit Amino. Dirawat sampai tgl 31 Agustus setelah dilakukan cek kelayakan secara psikology, maka diizinkan dokter pulang rawat jalan.

Pertanyaannya mau pulang kemana? Ke rumah anaknya lagi? Tidak tepat. Kita kuatir gejala di rumah anaknya akan kambuh lagi. Kita sadar saat ini Koh Awi butuh orang luar untuk pendampingan secara terus menerus dalam hal Rohani dan Kejiwaan. Butuh ada saudara dan teman utk menghiburnya dan memberi semangat. Supaya pelan pelan disembuhkan secara fisik, kejiwaan, spiritual.

Di WLW, koh Awi menemukan kebutuhan yg tidak bisa didapatkan di tempat lain. WLW adalah pilihan team pencari solusi, termasuk Dokter Rudy yg care kepada Koh Awi. Dokter Rudy yang masih saudara kita juga, termasuk penasihat dari keluarga ttg solusi kesehatan.Sementara ini WLW adalah tempat yg paling pas. Selama di WLW, anak-anak juga memantau terus, tidak ditinggalkan begitu saja. Jadi jelas bahwa koh Awi tidak dibuang, mereka tetap cinta Papa dan Mama.

Yesus bless You All.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar