Jumat, 12 Oktober 2018

Jodi WAG

Manguni 86

Pria bertato di sekujur tubuhnya itu mengaduk-aduk wajan besar dengan dua sendok besar.  Ia sedang menanak nasi untuk 100 orang.  Tangannya lincah bertenaga.

Sementara di sampingnya,  dua pria bertato penuh tampak sibuk memotong sayur labu dengan pisau tajam.  Ekspresinya lucu.  Keduanya kompak serempak menggoyangkan badannya mengikuti irama lagu rancak.

Dua pria lain tanpa tato sibuk ikut memotong motong labu.  Keduanya tampak fokus dengan puluhan sayur labu. Mereka sepertinya sedang berlomba adu skill memotong labu. Siapa cepat dapat hadiah sepeda. Hahaha... Kayak Pak De aja.

Saya mengenal para pria bertato ini ketika sering bersama turun ke jalan membela Ahok di pengadilan.  Mereka menyebut dirinya Tim Manguni 86. Tim Manguni adalah tim pengawal relawan.  Mereka berbadan gede bernyali gede.  Militan.  Dan setia kawan.  Mereka punya slogan I Yayat U Santi. 

Manguni adalah sejenis burung di Minahasa.  Orang daerah lain menyebut burung hantu. “I Yayat U Santi” berasal dari bahasa Tombulu tua yang arti harafia  ‘acungkan pedang perang’. 

Beberapa kali saya melihat tari perang Minahasa yang berpakaian merah mencolok berumbai2 dengan sebilah pedang panjang di tangan.  Tari perang cakalele “KAWASARAN’ (Kabasaran)  Minahasa pernah saya saksikan di Thamrin Sarinah saat mereka ikit aksi damai bom Thamrin Januari 2017.

Tadinya saya berpikir teman2 Manguni ini berprofesi yang tidak jauh2 dari dunia keras.  Dunia yang hanya dimiliki pria bernyali dan petarung.  Tapi kali ini saya keliru.  Don't judge the book by its cover lagi-lagi tepat sekali.

Siapa nyana wajah sangar Juve Mantiri berkepala plontos dengan tato burung garuda di kepala belakangnya ternyata jago masak?

Siapa sangka badan penuh tato Jodi Cross Ante dengan kalung taring hewan gede ternyata seorang chef yang masakannya nikmat?

"Kami sudah 10 hari di sini.  Setiap hari  menyediakan hampir 1000 nasi bungkus untuk pengungsi", ujar Jodi.

Jodi dan empat temannya setiap pagi sejak pukul 5 subuh sudah harus bangun pagi menyiapkan bahan makanan.  Pukul 12 siang makanan dijemput pengungsi. Sore pukul 3 mereka masak lagi untuk jatah makan malam.  Dua kali sehari makanan mereka sediakan untuk pengungsi.

"Lalu kalian tidur dimana bro", tanya saya.

"Ya disini bro.  Setelah beres masak,  dapur ini kami sulap jadi kamar tidur.  Cukup pake alas tikar", jawab Jodi. Saya dan teman2 relawan Bara Baja kemarin mengunjungi dapur umum mereka. Kami ngedrop pasokan sembako untuk dapur umum Manguni.

Dapur umum Manguni berada di Desa Sibalaya Utara Kab Sigi.  Balai Desa berukuran lapangan badminton mereka sulap jadi dapur umum.  Balai desa ini terbuka tanpa dinding.  Untuk menghindari hembusan angin malam mereka menutupinya dengan terpal plastik.  Tapi kalo angin kencang dan hujan Jodi dan teman2nya terpaksa berjaga2.

Jodi belajar masak di LP. Ia pernah mendekam di LP.  Keluar dari LP Jodi berubah total.  Ia bekerja sebagai Chef di salah satu restoran Jakarta.

"Saya punya satu restoran di Kuningan bro", ujar Stedy teman Jodi yang dari awal tampak paling sibuk menanak nasi.

"Sejak melihat tsunami Palu saya sedih sekali.  Saya minta izin istri untuk berangkat ke Palu.  Istri setuju", ujar Stedy.

Stedy dan istrinya membuka restoran khas Minahasa di bilangan Kuningan Jakarta. Stedy meninggalkan keluarganya karena terpanggil atas nama kemanusiaan.

Juve,  Jodi,  Stedy dan dua temannya mengingatkan saya pesan Bung Karno.  "Berikan aku sepuluh anak muda gagah berani,  niscaya akan kugoncang dunia"

Lima anak muda Minahasa anak mudah gagah berani.  Semboyan I Yayat U Santi terpahat di dada mereka yang penuh tato.  Jangan ajak mereka berkelahi,  tak ada kata mundur dari mereka. Sifat ksatria dari leluhur mereka terpancarkan dalam tari Cakalele.

Lima anak muda Manguni 86 ini memang bukan mengguncang dunia.  Tapi lebih tinggi dari itu mereka memuliakan kemanusiaan. Memberi makan 1000 orang setiap 2 kali dalam sehari.  Semata karena cinta kasih kemanusiaan.

Seperti kata Pahlawan Nasional Dr. Sam Ratulangi   "Sitou timou tumou tou" Hidup untuk saling menghidupkan orang lain.

Tabik Manguni..

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10212600511676530&id=1496615567

Tidak ada komentar:

Posting Komentar