*SAYA INDONESIA*
Film dokumenter "Bali : Beats of Paradise" karya sutradara tanah air yg masih sangat muda, Livi Zheng, mendapatkan apresiasi perfilmman dunia. Film yang sangat kental akan budaya Bali ini mengangkat kisah mengenai musik gamelan beserta budaya Bali.
Premier film ini sold out di Academy of Motion Picture Arts and Sciences atau lebih dikenal dengan nama Headquarter Oscar di New York, Amerika Serikat. Bali: Beats of Paradise yang sedang berjuang masuk menjadi nomanasi Piala Oscar ini menyita perhatian dan mendapatkan pujian dari praktisi dan sineas dunia.
Bali: Beats of Paradise telah resmi diputar di bioskop-bioskop Amerika sejak 16 November 2018. Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan Livi Zheng. Menurutnya, Livi sebagai sutradara asli Indonesia tidak lupa mengangkat budaya negaranya sendiri. Yang bikin bangga lagi, filmnya lolos dalam penilaian Oscar dan sedang bersaing untuk bisa lolos sebagai nominator peraih Oscar. "Saya rasa Indonesia harus bangga dengan persembahan Livi Zheng."
Livi Zheng lahir di Blitar Jawa Timur thn 1989, ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Indonesia, dan ketika berkarier sebagai pemeran pengganti, Zheng masuk Akademi Barat Beijing. Setelah lulus dari Akademi Barat, Zheng masuk Universitas Washington, di mana ia mendapatkan gelar sarjananya dalam bidang ekonomi dalam dua setengah tahun, dan masuk dalam Komunitas Kehormatan Ekonomi Internasional. Ia saat ini adalah kandidat Master di Sekolah Seni Sinematik di Universitas California Selatan.
Saat ini ia bermukim di Los Angeles Amerika menjadi sutradara, produser dan.pemeran pengganti yang berkiprah di Hollywood.
Film yg telah disutradarai dan diproduserinya antara lain :
1. The Empires Throne (2013)
2. Legend Of The East (2014)
3. Brush With Danger (2014)
4. Untitled (2015)
Film Bali Bests Of Paradise mengangkat budaya serta alam Bali yg indah sehingga sekaligus menjadi film yg mempromosikan keindahan Bali kepada dunia Internasional.
Sebelumnya Livi Zheng juga membuat film dokumenter Blitar yang merupakan kampung halamannya. Film ini berhasil mempromosikan budaya serta pariwisata di Blitar yg tak pernah di ekspose ke dunia internasional.
Thn 2017 Livi Zheng mendapatkan kehormatan untuk mempromosikan Indonesia terutama keanekaragaman dan keindahan budaya Bali. Ia bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menjadi spokesperson mewakili Indonesia dalam 2017 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF Global Media Gathering yang diadakan di World Bank Headquarter, Washington D.C. pada 12 Oktober 2107.
Acara tersebut dihadiri press dan media terkemuka dunia di antaranya Wall Street Journal dan Bloomberg. Sutradara Indonesia di Hollywood, Livi Zheng memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity. Dalam kesempatan itu, Livi menceritakan latar belakang Bali sebagai tempat penyelenggaraan yang tepat untuk acara 2018 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF. Warga Bali sangat ramah dan cepat beradaptasi terhadap para turis yang datang berkunjung ke Bali.
Livi Zheng saat ini masuk menjadi salah satu sutradara dan produser ternama di Hollywood dan hal itu adalah pencapaian yg luar biasa, butuh kerja keras dan keuletan. Meskipun ia kini sudah menjadi orang ternama di Amerika, ia tak sombong dan tetap mencintai tanah airnya Indonesia dengan mengangkat budaya dan pariwisata Indonesia dalam film-filmnya untuk dipromosikan kepada dunia.
Dalam diri Livi Zheng memang mengalir darah Tionghoa atau Cina, tapi hal itu tak membuat ia menjadi orang yang tak punya nasionalisme. Justru orang seperti Livi Zheng malah telah membuktikkan bahwa ia memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yg kuat bahkan mungkin dibandingkan orang "pribumi" yang asli lahir tanpa darah keturunan bangsa asing.
Livi Zheng menunjukkan pada kita bahwa kecintaan atas Indonesia tak hanya milik keturunan asli "pribumi" tapi milik semua orang yang merasa warga negara Republik Indonesia.
Dulu Indonesia punya orang-orang yg berjasa mengangkat dan membela harkat Indonesia dalam bidangnya masing-masing, seperti : Rudi Hartono, Lim Swie King, Alan Budi Kusuma, Haryanto Arby, Susy Susanti, Christian Hadiwinata, Cun Cun, Tan Liong Houw (pemain Persija dan PSSI thn 50 an), Thio Him Tjang, Kwee Kiat Sek (pemain PSSI era thn 50 an) Endang Witarsa alias Liem Soen Joe (pemain dan pelatih timnas Garuda era thn 1968), dsb.
Dalam membangun Indonesia hendaknya butir-butir Sumpah Pemuda adalah fondasi dasar yg kokoh dan mengakar pada setiap anak bangsa, sehingga tak akan ada yang berkata "Aku Sunda", "Aku Jawa", "Aku Batak", "Aku Cina", dsb, melainkan hanya berkata "Aku Indonesia"
"Orang hebat selalu berkarya, orang bodoh selalu iri, mengkritik, membenci dan menyalahkan"
_*Togi Simanjuntak. S.Sos, MA*_
Praktisi Sosial & Kemasyrakatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar