Kamis, 28 November 2019

Perumahan Syariah

*MENIPULAH DENGAN SYARI'AH, MAKA PEMBURU SURGA AKAN TERGODA*

Oleh :
*Rudi S Kamri*

Hari ini saya tercengang melihat tayangan sebuah TV Swasta yang mengulas penipuan perumahan syari'ah. Korbannya lebih dari 200 orang dan total uang yang berhasil diraup oleh komplotan penipu itu mencapai Rp 23 Milyar. Hmmm

Modusnya sangat sederhana, para penipu itu menawarkan konsep perumahan syari'ah, cicilan tanpa bunga dan tidak perlu BI Checking. Penipupun secara total mengemas tipuannya dengan membuat moke-up perumahan, flier promosi dan bahkan rumah contoh. Karena tergiur dengan kata-kata syari'ah, abrakadabra.... kelompok orang kaum pemburu surga dan mabok agama itu serta merta tergiur tanpa ba-bi-bu langsung setor uang tunai. 

Jujur saya kagum dengan kejelian dan kecerdasan daya tipu para komplotan penipu itu. Mereka dengan jeli dan cerdik menangkap peluang adanya arus besar kelompok mabuk agama yang sudah tercuci otaknya oleh para pendakwah agama yang secara sepenggal menukil kalimat dalam kitab suci. 

Tipikal orang yang seperti ini begitu mudah digiring kemanapun dengan menggunakan dalil-dalil agama. Mereka dengan ikhlas membunuh akal sehat mereka yang merupakan karunia Allah SWT karena otak primitifnya sudah tercemar dan tercuci bersih oleh utopia surga neraka yang dijelaskan secara dangkal oleh para gurunya.

Ini fenomena yang memprihatinkan. Ekslusivitas dalam beragama membuat mereka meng-cluster diri mereka secara bergerombol dalam kelompok sewarna. Mereka tidak ingin orang yang berbeda keyakinan masuk dalam lingkungan mereka. Keyakinan sesat secara berjamaah ini dimanfaatkan dengan cerdik oleh para pengusaha. Dan menurut data sahabat saya yang anggota DPR-RI, saat ini di wilayah Jabodetabek saja sudah berdiri sekitar 97 perumahan yang menggunakan konsep syari'ah. Dan herannya hal ini dibiarkan oleh otoritas Pemerintah Daerah setempat.

Terkadang saya bingung dengan sikap pemerintah. Para pejabatnya berteriak nyaring akan membumihanguskan para radikalisme agama tapi di sisi lain membiarkan bibit-bibit radikalisme agama tumbuh subur dimana-mana. Ini sikap yang kontradiktif dan ambigu. Konsep pemberantasan kaum manipulator agama (istilah yang lebih tepat dibandingkan radikalisme) terlihat tidak komprehensif dan tidak terarah.

Kalau ketidakpastian konsep dan platform dalam pemberantasan kaum manipulator agama ini terus terjadi, korban dari masyarakat yang dicuci botaknya eh otaknya akan semakin bertambah banyak seperti yang terjadi dengan korban penipuan perumahan bersyari'ah ini. Dan yang akan terjadi kasus-kasus penipuan yang menggunakan dalil-dalil agama akan semakin marak dan bersorak.

Entahlah, kelihatannya saya harus banyak berkontemplasi untuk mendinginkan otak saya yang semakin hari semakin  mengepulkan asap tipis-tipis. Doa saya di hari Jum'at ini hanya satu : _"Ya Allah kembalikan Indonesiaku seperti dulu, saat kami menyikapi perbedaan menjadi keindahan yang nikmat dan keberagaman adalah anugerahMU"._

*Salam SATU Indonesia*
29112019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar