Lelah Menunggu? Pijat Saja!
Ilustrasi pijat refleksi
KOMPAS.com- Sembari menunggu kereta yang akan membawanya mudik ke Solo, Jawa Tengah, Wahyu mencoba layanan pijat refleksi di lantai satu, Stasiun Gambir, Jakarta Pusat (25/8/2011). "Punggung pegel karena dari kemarin bawa barang banyak. Kebetulan ada tempat refleksi, jadi ya pengen nyoba aja," katamya.
Pepen mendapat giliran bertugas pada jam itu. Ia segera mempersilakan Wahyu duduk di kursi sambil menyelonjorkan kaki. Setelah membersihkan kaki pelanggannya dengan air hangat, Pepen mulai memijat telapak kaki pelanggannya itu. Dan Wahyu pun memejamkan mata menikmati pijatan.
Untuk pijat refleksi selama satu jam, pelanggan seperti Wahyu harus membayar Rp 60.000. Selain kaki, ia bisa meminta punggungnya dipijat. Kalau belum puas, ia bisa minta tambahan waktu 30 menit dengan menambah Rp 30.000.
Menurut Pepen, menjelang Lebaran seperti sekarang, jumlah pelanggan relatif meningkat. Jika pada hari biasa ia memijat dua hingga tiga orang, sekarang ia bisa memijat empat orang dalam sehari. "Kalau mau Lebaran begini, yang pijat mulai ramai setelah jam 13.00 ke atas," katanya.
Pelanggan yang datang biasanya adalah calon penumpang kereta api, baik laki-laki maupun perempuan. Pepen yang sebelumnya menjadi terapis tempat spa di pusat perbelanjaan menuturkan, sebagian besar pelanggannya di Stasiun Gambir memiliki otot yang keras. Ini kemungkinan terjadi karena mereka kelelahan.
"Mungkin karena barang bawaannya berat. Yang pasti disini ototnya keras-keras," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar