Pijat Refleksi Anak dan Bayi
Ingin Beramal, tak Patok Tarif
Padang Ekspres • Rabu, 04/04/2012 11:50 WIB • Zikriniati ZN—Pariaman • 135 klik
Anak demam, rewel, terjatuh dari tempat tidur, jangan buru-buru bawa ke dokter. Tidak ada salahnya, coba pengobatan tradisional dulu. Di Pariaman, ada seorang ibu berusia 63 tahun, yang memiliki keahlian memijat bayi dan anak. Keahliannya memijat sudah terkenal sejak 28 tahun lalu. Bagaimana kisahnya?
Hj Musaidah Isa tinggal di Jalan Tabut No 31 RT 5 Kelurahan Pasir Pariaman. Kemarin, rumahnya yang asri itu, penuh dengan antrean ibu-ibu yang menggendong anaknya. Ada sekitar 21 orang.
Hj Musaidah Isa tinggal di Jalan Tabut No 31 RT 5 Kelurahan Pasir Pariaman. Kemarin, rumahnya yang asri itu, penuh dengan antrean ibu-ibu yang menggendong anaknya. Ada sekitar 21 orang.
Di dalam ruangan khusus praktik, Musaidah sedang memijat seorang bayi. Awalnya, bayi itu menjerit saat dipijit, terisak, namun perlahan-lahan diam dan tertidur pulas saat ibu lima anak itu selesai memijit.
Kepada Padang Ekspres, Buk Mus begitu ia akrab disapa, menceritakan keahlian memijat bayi. Kepintaran ini didapatkan dari ibunya yang biasa ia panggil umi. Umi pada zamannya juga terkenal pintar memijat.
“Sejak remaja, umi sudah mengajari saya. Namun saya belum berani praktik ke orang lain, hanya berani untuk keluarga saja. Tahun 1985, barulah saya berani melakukan pijat ke orang lain, karena Umi sudah tua, tidak sanggup lagi memijat. Alhamdulillah, bayi yang pertama kali saya pijat atas izin Allah setelah tiga kali pijat, sembuh dari batuk yang sudah berbulan-bulan diidapnya,” ujarnya.
Sejak saat itu, banyak orang yang meminta jasa Buk Mus, memijat serta membantu kesembuhan anak mereka. Hingga 1990, Buk Mus yang sebelumnya sudah memiliki usaha pembuatan kue, memilih fokus untuk memijat bayi. Usaha kue, ia serahkan kepada putrinya. Pertimbangannya, dengan memijat ia bisa beramal, karena ia tidak mematok tarif khusus saat memijat.
Dari pengalaman puluhan tahun memijat, ibu yang masih terlihat segar di usia 63 ini menjelaskan, pada dasarnya penyakit yang timbul pada balita, bayi dan anak, sebagian besar akibat salah urat. Salah urat ini bisa terjadi karena anak jatuh dari tempat tidur, perlakuan orangtua yang salah dalam menggendong anak.
Salah urat inilah yang membuat peredaran darah menjadi terhambat, sehingga peredaran darah menjadi tidak lancar dan membuat suhu tubuh anak panas. Bahkan, jika salah urat di bagian leher, bisa mengakibatkan demam tinggi. Ini yang membuat anak menjadi rewel dan terus menangis tanpa sebab.
“Pernah suatu kali, ada dokter spesialis anak yang membawa keponakannya sendiri pijat ke rumah saya. Sang dokter sudah angkat tangan mengobati keponakannya yang kejangnya tidak sembuh, hingga satu bulan lamanya. Alhamdulillah, atas izin Allah, tiga kali pijat, keponakan dokter itu sehat. Saat ini, sudah kelas enam SD, ia sehat-sehat saja,” ujarnya.
Adalagi putri dokter spesialis penyakit dalam, yang sering kejang. Diagnosanya, ada virus bersarang di kepala anak hingga harus menjalani operasi bagian kepala di Jakarta. Sang nenek yang kenal dengan Buk Mus, diam-diam membawa Buk Mus ke ruang perawatan rumah sakit, meminta Buk Mus mengobati cucunya, karena ia tidak rela, kepala cucunya dioperasi. Singkat cerita, akhirnya sang cucu batal dioperasi, setelah beberapa kali dipijat oleh Buk Mus.
Pengalaman inilah yang membuat pasien Buk Mus tidak hanya dari kalangan warga biasa. Tapi juga didominasi kalangan medis, seperti perawat, bidan, dokter bahkan dokter spesialis. Meski demikian, Buk Mus tidak pernah membeda-bedakan pasiennya. Setiap pasien tetap harus ikut antre, kecuali saat situasi darurat.
Baru-baru ini, Buk Mus juga berhasil memijat seorang anak yang didiagnosa hernia oleh dokter dan tidak mampu operasi karena miskin. Ketika Buk Mus mencoba mengobati, ternyata si anak semuh dari penyakit yang bertahun-tahun dideritanya.
Buk Mus menganjurkan, minimal anak dipijat sebulan sekali meski tidak sakit. “Orangtua kan tidak selalu bisa mengontrol anak bermain. Siapa tahu anaknya jatuh, namun takut bilang ke ibunya, sehingga peredaran darah anak tidak lancer,” ujarnya. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar