Suatu hari, seorang tukang kayu yg
buta huruf menerima sepucuk surat.
Karena ia buta huruf,
maka ia ter-gesa² menuju ke penjual daging kenalannya,
yg punya watak keras untuk minta tolong membacakan surat.
"Ini surat dari putramu...
Begini bunyinya,
Ayah aku sakit & tdk punya uang sesenpun,
tolong kirimkan aku sejumlah uang sesegera mungkin."
Surat di bacakan dgn keras & kasar oleh si tukang daging.
Tukang kayu menjadi marah, ia berkata,
"Dasar anak tak tahu diri !
Memangnya dia siapa memerintah aku, ayahnya?
Jangan kira aku akan mengirimi dia sesenpun."
Dalam kemarahannya ia kembali ke rumah, tapi diperjanan ia bertemu sahabatnya,
seorang penjahit yg bersuara lembut.
Ia pun bercerita tentang surat yg tadi,
"Coba kau lihat sendiri surat putraku ini".
Penjahit itu lalu membaca surat itu dg suaranya yg lembut, tenang & jelas.
Tiba² surat itu berbunyi sangat lain,
si Tukang kayu itu pun menjadi sedih,
"Oh anakku malang...
Ia pasti sangat menderita,
lebih baik aku segera mengirimnya uang skarang juga."
Pesan sangat tergantung pada cara penyampaiannya...
Konflik yg terjadi antara pasangan, keluarga, sahabat, rekan kerja,
sering bukan karena ada masalah besar & rumit yg tidak bisa di pecahkan,
Namun karena kita tidak dapat mengatur cara kita menyampaikannya.
Terutama saat kita tidak setuju,
lalu menyampaikannya dgn sikap lebih sabar, ramah, lembut,
maka yg mendengarnya akan mudah menerima & tidak akan terjadi pertentangan.
"Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,
tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar