Selasa, 25 Desember 2012

Belajar dari Burung

Waaah, disini masih banyak burung ya ki………..” Kata Mauala, yang tengah duduk beristirahat digubuk ditengah ladang.

Ya Nak, sengaja aki membiarkan pepohonan itu, agar populasi hewan disini, terutama burung-burung itu, tetap lestari………” Kata Ki Bijak.
Iya ki, ditempat-tempat lain, sekarang sudah jarang dijumpai burung-burung bebas beterbangan seperti disini……….” Kata Maula.
"Kadang Aki malu pada burung-burung itu Nak Mas……………….” Kata Ki Bijak.
Malu pada burung ki…..?” Tanya Maula keheranan.
“Iya Nak, coba Nak Mas pikirkan, burung-burung itu sama sekali tidak punya cadangan makanan disarangnya, kemudian burung-burung itu juga tidak punya pekerjaan tetap, burung-burung itu tidak punya kantor, tidak punya saham apalagi memiliki perusahaaan………..” Kata Ki Bijak.
“Lalu ki……………..?” Tanya Maula penasaran.
“Dengan kondisi yang serba tidak punya itu, burung-burung tidak pernah merasa khawatir bagaimana mereka makan, bagaimana mereka bisa menghidupi anak-anaknya, tidak pernah resah esok makan apa, mereka menjalani kehidupannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah-lah yang menjamin rezeki kepada setiap mahluk-Nya……….”
“Burung tidak pernah resah hingga tidak bisa tidur misalnya, burung tidak pernah panik karena tak punya tabungan misalnya, mereka, dengan berbekal keyakinan kepada Allah, terbang dari sarangnya setiap pagi untuk mengais rezeki yang telah dipersiapkan Allah untuk mereka, dan seperti Nak Mas lihat, burung-burung itu, mereka sehat dan tidak kekurangan apapun…………..” Kata Ki Bijak.
Maula mulai tertarik untuk mengamati burung-burung yang datang dan pergi, hinggap dipucuk pepohonan, mereka nampak cantik dan anggun, bertengger sambil berkicau riang……
“Coba Nak Mas bandingkan dengan kehidupan kita, kita punya pekerjaan tetap, kita mempunyai penghasilan tetap, dirumahpun kita memiliki persediaan makanan minimal untuk satu minggu kedepan, tabungan pun kita masih memilikinya, bahkan banyak diantara kita yang memiliki saham dan perusahaan sendiri, tapi tengok kehidupan kita, hampir setiap hari kita dihinggapi perasaan tidak puas dengan pekerjaan dan penghasilan kita, hampir setiap hari kita dijangkiti rasa khawatir kalau persediaan kita habis, hampir setiap hari kita selalu dipusingkan dengan keinginan untuk menambah penghasilan, sehingga ketika pulang sore hari hingga menjelang tidur, mata kita sulit terpejam, sehingga ketika pagi tiba, tubuh dan pikiran kita pun lelah tak karuan, uring-uringan dan lain sebagainya, apa yang kurang pada kita……………?” Kata Ki Bijak.
Maula tertegun, menyadari kebenaran ucapan gurunya, karena ia pun kerap merakan hal yang sama seperti yang diucapkan gurunya, ia kerap merasa bingung meskipun baru sehari yang lalu gajian, ia pun kerap merasa resah meskipun persediaan makanan masih berkecukupan, ia pun kerap merasa khawatir dengan hari esok yang belum pasti dan masih dalam khayalan………..:“Iya ya ki, Apa yang kurang dari kita ………?” Kata Maula setengah bertanya. “Yang kurang dari kita adalah keimanan dan keyakinan kita terhadap kebenaran janji Allah, bahwa Allah-lah yang menjamin rezeki seluruh mahluk-mahluk-Nya………..” Kata Ki Bijak.
"Nak Mas perhatikan firman Allah berikut” Kata ki Bijak menguti firman Allah dalam surat Huud:6
"Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." [709] yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.[710] menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
“Semut yang berada didalam bumi paling bawah, ikan yang berada didasar laut yang paling dalam, beruang yang berada dikutub, kuman yang terkecil sekalipun, gajah dilebatnya hutan sekalipun, dan apalagi kita manusia, tidak ada satupun yang luput dari Allah, dan pasti mereka mendapatkan jatah rezeki dari Allah……..”Kata Ki Bijak.
Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa seperti burung-burung yang senantiasa riang, tanpa terlalu dipusingkan oleh urusan dunia yang berlebihan, ki………..’Tanya Maula
“Berlakulah seperti burung-burung itu Nak Mas, yang harus kita miliki Pertama adalah pondasi keimanan yang benar, bahwa Allah-lah yang menjamin rezeki kita, bukan atasan, bukan pula perusahaan, untuk itu jika kita berkerja, bekerja-lah untuk Allah saja, bukan semata demi gaji, bukan semata karena ingin dipuji, lillahita’ala, insya Allah,kita akan lebih rileks dan ringan menjalani kehidupan kita……….” Kata Ki Bijak
"yang kedua, terbanglah” setiap hari untuk menjemput rezeki kita, jangan malas, jangan bermimpin bahwa rezeki datang dari langit, sementara kita hanya berpangku tangan, karena kita masih berada dialam ihtiar, maka sempurnakan ihtiar kita, kemudian serahkan hasil ihtiar kita sepenuhnya kepada Allah …..”

Renungan: 4 Jenis Manusia



oleh Rachmat Cmd pada 31 Agustus 2009 pukul 8:51 ·

INI CATATAN TEMAN SAYA YANG SANGAT BAGUS UNTUK KITA RENUNGKAN BERSAMA -- Rachmat

Ada empat jenis manusia di dunia ini. Ada orang kaya dengan mental
miskin. Ada orang miskin dengan mental kaya. Ada pula orang kaya dengan mental kaya; syukurlah. Namun ada juga -- celaka sekali -- banyak orang
miskin dengan mental miskin. Bukan hanya mental miskin tetapi juga
mental iri hati, dengki, dendam serta amarah yang terpendam.

Tidak ada orang yang mendadak menjadi kaya -- kecuali bila ia dapat
lotere milyaran. Semuanya terjadi lewat usaha dan jerih payah yang keras
dan gigih dalam berusaha dan berkarya. Semuanya selalu mulai dari titik
nol. Dalam bahasa sononya: "from rugs to riches."

Orang miskin kebanyakannya "sangat perhitungan" dalam soal duit-menduit.
Soalnya sederhana saja dan amat sangat dapat dimaklumi. Uangnya hanya
sedikit sekali dan dapat terhitung dengan jari. Kalau ia tidak
pinter-pinter berhemat maka ia pasti akan kesusahan sendiri.

Tetapi sebenarnya tidak ada korelasi langsung antara 'kemiskinan' dengan
'kepelitan'. Kemurahan hati - sebagai lawan dari kepelitan - adalah
masalah mentalitas dan nilai. Mentalitas memberi; adanya arus hati
yang terus ingin mengalir keluar. Bukan sebaliknya, arus hati yang
maunya menyedot segala-galanya dari luar. Hasrat yang ingin memindahkan
seluruh isi Carrefour ke rumahnya -- kalau bisa.

/Jutawan John D. Rockefeller mengakui, "Saya sudah punya jutaan, tapi
saya tidak jadi bahagia karenanya". Jika Anda tidak puas dengan jumlah
kecil, Anda takkan puas dengan jumlah besar. Dan jika Anda tidak murah
hati ketika memiliki sedikit, Anda takkan berubah tiba-tiba ketika Anda
menjadi kaya. [John C. Maxwell, Kemurahan Hati, Interaksara] /

Orang yang menyadari serta menghayati kasih dan kemurahan hati Sang
Khalik, ia tidak akan memelihara mentalitas miskin. Ia tahu bahwa
apapun yang dimiliki serta dinikmatinya semuanya adalah semata-mata
anugerah dari Yang Di Atas. Orang seperti itu juga memiliki nilai
bersyukur dalam hidupnya.

Kalau orang tidak tahu bersyukur atas nikmat Allah, maka ia juga tidak
pernah puas dengan kondisi nyata hidupnya. Entah kondisinya makmur,
apalagi kalau kondisinya melarat. Ia selalu menuntut lebih. Dalam
kamusnya tidak ada kata cukup. Maka ia juga enggan 'berbagi' karena itu
berarti 'mengurangi' apa yang sudah dimilikinya.

Saya tahu kisah seorang milyarder yang membiarkan saudaranya tetap
menjadi tukang Bajaj sementara ia sendiri hidup dengan mewah. Ia
bersikukuh bahwa ia menjadi kaya karena hasil keringat dan usaha
kerasnya sendiri. Dan ia tidak pernah mengemis atau minta bantuan kepada
siapapun. Kalau ia bisa mengapa saudaranya tidak? Mereka hanya malas
saja, kilahnya.

Orang seperti ini pasti tidak mengakui campur tangan Allah dalam
hidupnya. Apalagi mengakui bahwa rezeki itu berasal daripadaNya. Ia
mempunyai hati yang keras dan ia sama sekali tidak memiliki empati,
welas asih dan kemurahan hati.

Untuk maju dan memiliki mentalitas kaya maka orang bergerak dari kuadran
satu [orang miskin dengan mental miskin]. Ia bergerak secara diagonal
menuju ke kuadran empat [orang kaya dengan mental kaya]. Bila gagal
melakukan reformasi mental maka ia akan masuk kuadran dua [orang kaya
dengan mental miskin]. Sebaliknya bila ia gagal dalam usahanya dalam
segi materiil, ia tetap masih bisa masuk kuadran tiga [orang miskin
dengan mental kaya].

Geli hati sekali bila punya teman yang kaya raya tetapi hanya menjamu
kita dengan segelas Teh Botol atau aqua gelas walaupun kita sudah
bernostalgia selama berjam-jam bersamanya. Pada saat makan siang ia
juga pura-pura lupa waktu dan tidak mengajak kita sekedar untuk makan
Bakmi Ayam atau Gado-gado sekalipun. Itulah gambaran ekstrim dari orang
kaya dengan mental miskin.

Sebaliknya, betapa terharunya kita saat kita ketemu kawan lama di desa
dan kedua orang tuanya sibuk melayani kita seperti tamu agung. Walaupun
mereka hanya mampu menyuguhkan segelas teh basi dan biskuit Kuat yang
sudah lama expired. Ketulusan hati yang keluar dari hati yang tulus dan
murah hati selalu menggugah perasaan haru kita. Mau bagaimana lagi,
memang hanya itulah yang mereka miliki tetapi mereka sungguh-sungguh
telah menjadi orang miskin dengan mental kaya.

Andrew Carnegie, industrialis milyarder Amerika Serikat dari abad 19
mengatakan bahwa ada dua tahap penting dalam kehidupan seorang yang
menjadi kaya. Tahap pertama ialah menghimpun kekayaan. Dan tahap kedua
ialah memakai kekayaan itu untuk memberdayakan orang miskin yang
membutuhkan dana dari padanya. [John C. Maxwell, ibid.]

Trilyuner Bill Gates lewat yayasan "Bill and Melinda Gates Foundation"
telah menyumbang jutaan dollar setiap tahunnya bagi kegiatan amal-sosial
di berbagai negara di dunia ini. Inilah salah satu contoh orang kaya
dengan mental kaya.

Harta dunia bukan untuk ditimbun [hoarding] karena hal itu melanggar
hukum keseimbangan alam. Bila seseorang makan dan minum tanpa henti dan
tidak pernah terjadi ekskresi, maka pasti terjadi konstipasi.
Ujung-ujungnya ia harus masuk rumah sakit untuk dipasang catheter atau
tinjanya disedot paksa. Got yang tidak mengalir menyebabkan sedimentasi
dan menimbulkan bau busuk ke mana-mana.

Setiap agama menyediakan outlet untuk memelihara keseimbangan aliran
rezeki tersebut. Maka dikenal perangkat seperti perpuluhan, kolekte,
zakat, fitrah dsb. Semuanya merupakan outlet bukan hanya demi
kepentingan spiritual melainkan juga fisiko-psikologis. Bila hal itu
dilanggar maka alam akan menghukum manusia secara langsung lewat hal-hal
yang membuat manusia itu terpaksa mengeluarkan isi dompetnya.

Lewat penyakit, musibah kecelakaan, kemalingan, kerampokan, kehilangan
dan segala hal yang membuat jalan pintas sehingga uangpun terpaksa
mengalir keluar dari pundi-pundi si lokek yang telah dijahit erat-erat
tersebut.

Alam tidak main-main dalam soal pelanggaran hukum keseimbangan ini.
Bagi kaum agamis dikatakan Allah memberi percobaan bagi manusia tersebut
karena ia tidak bermurah hati kepada sesamanya padahal Allah telah
mencurahkan berkat secara melimpah kepadanya. Allah Yang Mahakaya
dengan mental Mahakaya menginginkan manusia juga memiliki mental kaya,
entah ia kaya atau masih miskin secara materiil. Secara mental manusia
selalu dapat memiliki hati yang empatik, berwelas asih dan rela membantu
sesamanya sekuat kemampuanriilnya. Entah besar entah kecil kemampuannya
tersebut namun pasti ada.

Hanya orang bermental kaya mampu memberikan senyum kepada orang yang
bersirobok dan memberi jalan kepadanya. Atau mengucapkan terima kasih
kepada penjaga lift yang memandunya di dalam lift. Atau mengucapkan
terima kasih kepada penjaga toilet di Mal atau kepada penyobek karcis di
bioskop 21. Semuanya itu tidak membutuhkan duit sepeserpun karena dapat
diberikan dari hati yang terbuka, tulus dan tahu bersyukur serta
berkemurahan hati. [JS]

Apakah Cinta itu?



oleh Rachmat Cmd pada 1 September 2010 pukul 18:56 ·

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah para kurcaci yg mengemban tugas sesuai namanya masing2. Ada Kurcaci Cinta, K. Kesedihan, K. Kekayaan, K. Kegembiraan, K. Kecantikan, dll.

Suatu ketika, datang badai yg menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba2 naik & akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha utk cepat2 menyelamatkan diri.

Kurcaci Cinta sangat kebingungan sebab ia tdk dpt berenang & tak memiliki perahu. Ia berdiri dia atas batu karang di tepi pantai, mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik & membasahi kaki Cinta.Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sdg mengayuh perahu.

"Kekayaan!Kekayaan!Tolong aku" teriak Cinta."Aduh! Maaf, Cinta!" Kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dgn harta bendaku. Aku tak dpt membawamu serta, nanti perahu ini akan tenggelam. Lagipula, tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini."Kekayaan lalu cepat2 mengayuh perahunya.Cinta sedih sekali. Kemudiaan, dilihatnya Kegembiraan lewat  dgn perahunya."Kegembiraan! Tolong aku! Teriak Cinta.Namun, Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tdk mendengar teriakan Cinta.Air semakin tinggi, membasahi Cinta sampai ke pinggang & Cinta semakin panik.

Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan."'Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!" teriak Cinta."Wah, Cinta kamu basah & kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yg indah ini," sahut Kecantikan.Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menanggis terisak-isak.Saat itu, lewatlah Kesedihan."Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamu," pinta Cinta."Maaf, Cinta. Aku sdg sedih & aku ingin sendirian saja....."Jawab Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik & akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara."Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"Cinta menoleh ke arah suara itu & melihat seorang tua dgn perahunya. Cepat-cepat Cinta naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta & segera pergi lagi.Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tdk mengetahui siapa orang tua yg telah menyelamatkannya itu.Cinta segera menanyakannya kpd seseorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu."Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu," : jawab orang itu."Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman2 yg mengenalkupun enggan menolongku, " tanya Cinta keheranan."Sebab," kata orang itu, " Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai Cinta sesungguhnya......"

Cinta Abadi Kakek-Nenek



Kisah Cinta Abadi Sepasang Kakek-Nenek
Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia. Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad. Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya. 
50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin ….
 Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak….

Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua…..Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.
Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.
Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan ia berulang-kali bertanya,”Apakah kau menyesal?” Liu selalu menjawab, “Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik”.
Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.
Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.
Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, “Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.
“Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai aku meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?”
Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.
Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly.
Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan “anak tangga cinta” itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.


Apa makna cinta sesungguhnya?


oleh Rachmat Cmd pada 1 September 2010 pukul 22:51 ·
 oleh Rachmat Cmd pada 01 September 2009 jam 6:54

Yang terkasih para MS,
sebuah kisah tentang kehidupan dan sungguh suatu yang luar biasa bagi kita bisa membaca dan meresapi kisah kehidupan ini .. semoga bermanfaat bagi kita semua dan bagi para MS yg sedang mencari jodoh, carilah orang seperti sang kakek ini ...
salam bahagia selalu
dr Rachmat
26 Desember 2012



 Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya.Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata, Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi? Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, Dia memang tidak mengenali saya,tetapi saya masih mengenali dia, kan?Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan saya masih tetap merinding, Cinta kasih seperti itulah yang saya mau dalam hidupku.Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi,yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.Bagi saya pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki

Inilah contoh orang Sukses



oleh Rachmat Cmd pada 01 September 2010 jam 18:01





Dear friends,

Sebuah kisah yang sangat menginspirasi hidup, bukan saja buat saya, tapi juga buat teman2 MS semua.
Semoga sebuah masa lalu dan kekurangan tidak dijadikan alasan untuk mencapai sukses, karena sukses bisa dimiliki oleh semua orang, termasuk seorang OB pun :)
mari kita belajar semangat houtman dan menjadi yang terbaik juga dibidang kita !!

      
With Warmest Regards,

dr Rachmat 
26 Des 2012

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

       Subject:  Kisah Nyata Seorang OB menjadi Vice President Citibank


       Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah       menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian       menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur       Citibank sendiri berada di USA.

       Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training       leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama       satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak       Houtman. Berikut kisah inspirasinya:

       Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau       dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman       harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi       seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan       profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan       dagangannya.

       Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman       beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan       Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti       mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat       itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam       hatinya.

       Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama       Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung       yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap       keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

       Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka       di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja       sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan       tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

       Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut       dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya       Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

       Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu       para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah       pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit,       walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin       dalam benak pegawai "ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja". Sampai akhirnya       Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi,       Transfer, Kliring, dll.

       Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin       photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang       memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai       pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi       untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu       pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman       yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

       Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri.       Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun       melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf       tersebut hingga membuat sang staf tertegun. "bener nih lo mo mau bantuin gua" begitu Houtman mengenang ucapan       sang staff dulu. "iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu" begitu Houtman menjawab. "Tapi hati-hati ya       ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo", sang staff mewanti-wanti dengan keras.       Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan       dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau       keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia       sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca       dan mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis       perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

       Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik.       Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan       untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena       prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

       Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial.       Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak       konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, "jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga" begitu       rekan sesama OB menggugat.

       Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman       terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa       diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan,       sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru.       Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang       istilah bank.

       19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai       jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi       citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

       Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice       President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya,       menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di       berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang .

       (Kisah Nyata Houtman Zainal Arifin, disampaikan dalam training Leadership bank Syariah Mandiri)



Tambahan Tulisan:
26 des 2012

Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.



Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak Houtman. Berikut kisah inspirasinya:

Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.

Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya.

Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.

Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua” begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.

19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang.



Renungan memasuki Tahun 2013


Renungan Tahun ini

oleh Rachmat Cmd pada 3 Februari 2011 pukul 18:56 ·
   
(*) Saya pikir , hidup itu harus banyak meminta~


*SC*►ternyata harus banyak memberi.





(*) Saya pikir, sayalah org yg paling hebat ~


*SC*►ternyata ada langit diatas langit.





(*) Saya pikir, kegagalan itu final~


*SC*►ternyata hanya sukses yg tertunda.      





 (*)  Saya pikir, sukses itu harus kerja keras~


*SC*►ternyata kerja pintar.                        





  (*)  Saya pikir, kunci surga ada dilangit~


*SC*►ternyata ada di hatiku.                                    





  (*)  Saya pikir, Tuhan selalu mengabulkan setiap permintaan~


*SC*►ternyata Tuhan hanya memberikan yg kita perlukan.      





   (*)  Saya pikir, makhluk yg paling bisa bertahan hidup adalah yg paling pintar, atau yg paling kuat~


*SC*►ternyata yg paling cepat merespon perubahan.      





 (*) Saya pikir, keberhasilan itu karena keturunan~


*SC*►ternyata karena ketekunan.                              




  (*) Saya pikir, paras cantik yang menawan~


*SC*►ternyata inner beauty yg lebih menawan.                      





 (*)Saya pikir, kebahagian itu ketika menegok keatas~


*SC*►ternyata ketika melihat kebawah.





(*) Saya pikir, usia manusia itu di ukur dr bulan & tahun~


*SC*►ternyata di hitung dr apa yg telah dilakukannya kpd org lain.  





 (*) Saya pikir, yg paling berharga itu uang & emas permata~


*SC*►ternyata yg paling mahal itu kesehatan dan nama baik.


25 Desember 2012:
Untuk menjadi pribadi yang dinamis dan positif sebenarnya tidaklah sulit , yang membuat orang banyak terjebak adalah karena KETIDAK TAHUAN DAN KETIDAK PEDULIAN mereka terhadap apa yang terjadi dan yang AKAN terjadi .... banyaklah memberi, maka semakin banyak anda akan menerima ... selamat tahun baru 2013

Aku Buta



oleh Rachmat Cmd pada 26 Februari 2011 pukul 12:58 ·
"Aku Buta"


 Seorg anak kecil duduk diantara anak tangga di sebuah bangunan dgn topi di kakinya.


Dia memegang sebuah papan yg bertuliskan :"aku buta, tlg aku." Saat itu hnya ada bbrp koin saja di dlm topinya.


Seorg pria melintas di depannya. Dia mengambil bbrp koin dlm kantongnya & menaruhnya ke dlm topi anak tsb . Pria itu kemudian mengambil papan pada anak kecil itu, membalikkan papan itu & menulis bbrp kata, menaruhnya kmbli & berjalan meninggalkan anak kecil tsb.


Sgr topi itu terisi & smakin penuh. Bgitu byk org memberikan uang kpd anak kecil yg buta itu. Pd sore harinya pria yg mengganti tulisan di papan melintas kmbli utk melihat perubahan apa yg terjadi.


Anak kecil itu mengenali suara langkah kakinya & bertanya : "apakah kamu yg mengganti tulisan pd papanku pagi hari ini? Apa yg km tulis?" Pria tsb menjwb,"aku menulis yg sebnrnya. Aku menulis apa yg km tulis hnya dgn cara yg berbeda." Aku menulis,"hari ini adlh hari yg indah, hanya saja aku tdk ??$α melihatnya."


Kedua kalimat tsb memberi arti yg sama bhw anak kecil itu tidak ??$α melihat (buta).


Kalimat 1 memberitahukan secara lsg bhw anak kecil tsb buta, sdgkan kalimat 2 mberitahukan bhw mrka sungguh beruntung bhw mereka tdk buta.


?a?g bs kt petik dr cerita ini adlh :


? Bersyukurlah atas apa yg kita miliki.


? Jadilah kreatif.


? Jadilah innovative.


? Berpikirlah dgn cara yg berbeda & positif.


? Ktika hidup memberi km 100 alasan utk menangis, tunjukkanlah bhw hidup jg memberi km 1000 alasan utk tersenyum.

Jadilah Pribadi yang berpikir Positif , karena dengan berpikir Negatif, tidak ada secuilpun perubahan pada dunia ini , yang ada hanyalah beban batin yang semakin lama semakin berat ...
jadi ? mengapa tidak berpikir positif dari sekarang ?


Cerita dari Tiongkok



oleh Rachmat Cmd pada 26 Februari 2011 pukul 14:13 ·
Pada zaman Tiongkok Kuno ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak dan kurang terlatih.

Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar-ngejar domba-domba petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia tidak mau peduli.
Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa kambing sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati dan berkata, ��Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya.
Tetapi Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?��

Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.
��Baik, saya akan menawari Anda sebuah solusi yang mana Anda harus manjaga domba-domba Anda supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga Anda tetap sebagai teman.��

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga anak tetangganya itu, yang mana ia menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.
Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya.
Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah menggangu domba-domba pak tani.
untuk mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.

Sebagai balasannya... sang petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.

Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, ��Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih