Kamis, 27 Juni 2019

Negara bebas Visa Indonesia

daftar lengkap 77 negara bebas visa untuk pemegang paspor WNI. Berikut adalah daftar negara bebas visa untuk Paspor Indonesia :


1. Angola – Visa on arrival 30 hari
2. Armenia – eVisa atau Visa on arrival 120 hari
3. Azerbaijan – Visa on arrival atau eVisa 30 hari
4. Belarus – Bebas visa 30 hari ( harus mendarat di Bandara Internasional Minsk)
5. Bolivia – Visa on arrival atau eVisa 90 hari
6. Brasil – Bebas visa 30 hari
7. Brunei – Bebas visa 14 hari
8. Kamboja – Bebas visa 30 hari
9. Cape Verde – Visa on arrival
10. Chile – Bebas visa 90 hari


11. Kolombia – Bebas visa 90 hari, bisa diperpanjang jadi 180 hari
12. Comoros – Visa on arrival 45 hari
13. Pantai Gading – eVisa, harus mendarat di Bandara Port Bouet
14. Kuba – Tourist card 30 hari
15. Djibouti – eVisa atau Visa on arrival
16. Dominica – Bebas visa 21 hari
17. Ekuador – Bebas visa 90 hari
18. Ethiopia – eVisa atau Visa on arrival
19. Fiji – Bebas visa 120 hari
20. Gabon – eVisa atau Visa on arrival, harus mendarat di Bandara Internasional Libreville


21. Gambia – Bebas visa 90 hari ditambah izin dari Imigrasi Gambia
22. Guinea-Bissau – eVisa atau Visa on arrival 90 hari
23. Guyana – Bebas visa 30 hari
24. Haiti – Bebas visa 90 hari
25. Hong Kong – Bebas visa 30 hari
26. India – eVisa 30 hari di 24 bandara dan 3 pelabuhan
27. Iran – Visa on arrival 30 hari
28. Jepang – Bebas visa untuk pemegang e-paspor
29. Yordania – Visa on arrival 90 hari
30. Kenya – eVisa atau Visa on arrival 90 hari


31. Kyrgystan – eVisa atau Visa on arrival 30 hari mendarat di Bandara Internasional Manas
32. Laos – Bebas visa 30 hari
33. Lesotho – eVisa atau Visa on arrival
34. Macau – Bebas visa 30 hari
35. Madagaskar – Visa on arrival gratis 90 hari
36. Malawi – Visa on arrival 30 hari bisa diperpanjang jadi 90 hari
37. Malaysia – Bebas visa 90 hari
38. Maldives – Visa on arrival gratis 30 hari
39. Mali – Bebas visa 30 hari
40. Marshall Island – Visa on arrival 90 hari


41. Mauritania – Visa on arrival di Bandara Internasional . Nouakchott-Oumtounsy
42. Mauritius – Visa on arrival 60 hari
43. Micronesia – Bebas visa 30 hari
44. Maroko – Bebas visa 90 hari
45. Mozambique – Visa on arrival 30 hari
46. Myanmar – Bebas visa 14 hari
47. Namibia – Bebas visa 90 hari
48. Nepal – Visa on arrival 90 hari
49. Nikaragua – Visa on arrival 90 hari
50. Oman – eVisa atau Visa on arrival 30 hari


51. Palau – Visa on arrival 30 hari
52. Palestina – Bebas visa tanpa keterangan durasi
53. Papua Nugini – Visa on arrival gratis 60 hari, perpanjang dengan biaya tambahan
54. Peru – Bebas visa 180 hari
55. Filipina – Bebas visa 30 hari
56. Qatar – Bebas visa 30 hari, dari Bandara Internasional Hamad
57. Rwanda – Bebas visa 90 hari
58. Saint Kitts and Nevis – Bebas visa 90 hari
59. Samoa – Entry permit 60 hari
60. Serbia – Bebas visa 30 hari dalam 1 tahun berjalan


61. Seychelles – Visitor’s Permit gratis 30 hari
62. Singapura – Bebas visa 30 hari
63. Somalia – Visa on arrival 30 hari di Bandara Bosaso, Galcaio dan Mogadishu
64. Srilanka – eVisa atau Visa on arrival 30 hari
65. St. Vincent and the Grenadines – Bebas visa 30 hari
66. Suriname – Tourist Card 90 hari
67. Tajikistan – Visa on arrival 45 hari
68. Tanzania – Visa on arrival
69. Thailand – Bebas visa 30 hari
70. Timor Leste – Visa on arrival 30 hari


71. Togo – Visa on arrival 7 hari
72. Turki – eVisa atau Visa on arrival 30 hari
73. Tuvalu – Visa on arrival 30 hari
74. Uganda – eVisa atau Visa on arrival
75. Uzbekistan – Bebas visa 30 hari
76. Vietnam – Bebas visa 30 hari
77. Zimbabwe – eVisa atau Visa on arrival 90 hari


Rabu, 26 Juni 2019

Pikun

🚩 Sekedar boleh tau :

Proses pikun yg sedikit atau  banyak yg tidak disadari & mungkin bisa dialami oleh siapapun juga.

Untuk kita *yg berusia 45-60 tahun,*
mungkin memiliki orangtua berusia 70-90 tahun.

Sharing berikut *memberikan dua makna ~ yaitu :* 🚩 "menyiapkan diri menghadapi orangtua lansia"
*dan juga*
🚩 "menyiapkan diri dalam 20-30 tahun lagi menjadi lansia.

Perlu membahas dgn anak yg sdh besar. "

👉 Bagus banget buat yg tinggal bareng ortu.

Sumber : Shirley Theresia.

Tercenung membaca tulisan Bu S. Mara GD ini.

"Sekadar sharing :
Orang yang mulai memasuki tahap pikun,
perangainya berubah drastis.

Waktu Mama pada tahap itu,
perangainya minta ampun ajaibnya dan sangat menguji kesabaran.

Pada saat itu Mama belum ada gejala pikun.

Masih bisa baca koran,
diajak bicara jawabannya masih normal,
segala sepertinya masih ingat.

Tapi perangainya berubah,
di antaranya selalu mencari kesalahan orang di sekitarnya.

Segala yang dilakukan orang lain tidak ada yang bener,
pasti dikritik ini salah,
itu salah.

Misalnya,
aku lagi masak,
lalu Mama muncul di dapur,
dari jarak 3 meter dia tanya,
"Masak apa ?"

Dan setelah aku jawab,
Mama akan bilang,
"Pasti tidak kamu kasi gula !"
( atau garam,
atau apalah pokoknya. )

Kan menjengkelkan toh,
lha wong dari jarak 3 meter,
belum dicoba,
kok tau tidak dikasi gula atau garam ato apa.

Tapi begitulah.

Belakangan aku baru mengerti bahwa Mama berbuat itu *untuk membuktikan* kepada dirinya sendiri dan orang lain,
bahwa dia *masih*
yang paling benar,
yang paling pandai,
yang paling tahu.

Keanehan lain,
Mama selalu merasa orang lain membicarakan dia.

Asal lihat orang lain berbicara,
Mama bilang,
"Ngrasani aku apa ?"

Jadi paranoid.

Selalu curiga orang ngerasani dia.

Yang ketiga,
selalu merasa orang lain mencuri barangnya.

Selalu menuduh orang lain mengambil barangnya.

Dari duit,
sampe makanan,
sampe pakaian,
sampe kunci dah apa saja,
pasti barangnya dicuri orang.

Yang keempat suka mengarang cerita bohong.

Tidak ada peristiwa itu tapi bisa mengarang seolah-olah terjadi sungguh-sungguh.

Dalam hal ini ceritanya selalu orang lain berbuat jahat kepadanya,
merasa dizolimi gitulah istilahnya.

Yang kelima,
selalu memberontak.

Orang ngomong kiri,
dia malah sengaja ke kanan.

Pokoknya sama sekali tidak mau dibantu, tidak mau diatur,
tidak mau nurut sama sekali.

Supaya dia mau pake pampers aja,
harus bertengkar dulu,
karena ga mau.

Proses ini pada Mama terjadi sekitar 10 tahun.

Dari mulai pikunnya tidak kentara,
hingga akhirnya masuk ke kategori pikun.

Setelah masuk ke tahap pikun,
perangainya berubah 180 derajat.

Mama menjadi seperti anak manis,
100% menurut dan hepi selalu tertawa.

Sudah lenyap segala sifat antiknya.

Mengapa aku berbagi pengalaman ini ?

Banyak anak tidak mengerti bahwa sebelum kita melihat gejala pikun itu pada orangtua kita yang lansia,
mereka sendiri sudah merasa ada penurunan kemampuan,
dan mereka berusaha memeranginya,
tidak mengakuinya,
menutupinya,
supaya orang lain tidak tahu.

Karena itulah perangai mereka berubah.

Mereka mau
selalu dianggap benar,
selalu dianggap bisa,
selalu dianggap tahu segala.

🚩 Itu adalah respons yang alami terutama pada orang-orang lansia yang tadinya sangat kapabel dalam segala hal.

Pada lansia yang tadinya tidak terlalu kapabel,
perubahan perangai itu tidak terlalu parah.

Jadi bila kita menghadapi lansia yang menurut kita masih "normal" tapi perangainya berubah ajaib.

✅ Kita *harus sadar* bahwa lansia itu *sudah akan* pikun.

Ini supaya kita tidak stress menghadapinya dan kita bisa menyusun kiat untuk mengatasinya.

Fase ini akan lewat setelah lansia itu benar-benar masuk tahap pikun.

👉 Yang sabar aja selama tahun-tahun transisi itu.

Mereka tidak bermaksud menyulitkan hidup anak-anaknya,
itu adalah sesuatu yang tidak bisa mereka perangi.

Jangan dimusuhi,
jangan dijahati,
jangan dicuekin walaupun ini merupakan ujian kesabaran bagi kita.

Jaga aja kesehatan mereka,
dampingi mereka,
rawat mereka baik-baik supaya panjang umurnya dan bila nanti orangtua kita benar-benar pikun,
kita punya kehormatan untuk merawat mereka seperti merawat anak balita kita.

Saat itulah kita bisa membalas sedikit budi baik mereka yang telah membesarkan kita."

Semoga bermanfaat.

👏🏻👏🏻👏🏻

Rabu, 12 Juni 2019

Lansia kurangi minum

🤔🤔.... *Baru tahu*  
ternyata lansia tidak dianjurkan banyak minum air putih, sehari max 1.5 ltr sahaja ...

*TERNYATA*
*LANSIA HARUS LIMIT*
*DENGAN AIR MINUM*

😍😍😍

*MENGAPA*
❓❓❓

*ini jawabnya*

*Hati-hati, Lansia Jangan Banyak Minum Air putih*

Minum air putih tampaknya adalah aktivitas yang biasa dan menyehatkan.

Sedari kecil, guru dan orang tua selalu mengajarkan untuk banyak minum air putih demi kesehatan tubuh.

Tapi konsumsi air putih ternyata bisa membahayakan, khususnya bagi orang tua. "Kalau sehari minum 2-3 liter, bisa jatuh hingga patah kaki," ujar dokter spesialis ginjal dan hipertensi, Parlindungan Siregar, dalam konferensi pers acara Hari Ginjal Sedunia, 6 Maret.

Patah kaki mungkin tak apa-apa bagi anak muda, tapi untuk para lansia, patah tulang artinya akan cacat di sisa hidupnya. Sebab metabolisme dan pemulihan sakit pada manula terjadi sangat lambat.

Parlindungan menjelaskan bahwa meminum air putih yang tampaknya sederhana bisa juga menjadi penyebab hilangnya kesadaran yang berujung jatuh tiba-tiba.

Prosesnya adalah penurunan kadar natrium. Pada orang yang berusia di atas 50-60 tahun biasanya mereka memiliki kadar natrium yang rendah dalam darah, atau dikenal dengan hiponatremia. Selain itu, fungsi ginjal mereka pun sudah turun. Akibatnya, air putih yang masuk ke tubuh semakin menurunkan kadar natrium dalam darah. Secara perlahan, turunnya kadar natrium ini menyebabkan kantuk sehingga manula bisa tiba-tiba terjatuh.

Parlindungan memiliki seorang pasien manula yang selalu diantarkan keluarga karena acap jatuh. Ketika diteliti, ternyata sang nenek memiliki penyakit ginjal dan sering diminta untuk minum air putih oleh keluarganya. "Saya minta untuk dikurangi, keluarganya protes, tapi setelah dijelaskan, mereka pun menjalankan perintah," ujar Parlindungan. Tak lama, ia pun jarang melihat perempuan 70 tahun tersebut dibawa ke rumah sakit karena terjatuh.
Menurut Parlindungan, *untuk usia lanjut di atas 50 tahun, konsumsi air putih maksimal hanya 1,5 liter.* Angka tersebut diperoleh dari hasil penelitiannya sendiri sekitar 4 tahun silam terhadap para penghuni panti wredha di Jakarta.

*Lansia Tak Boleh Minum Air Lebih dari 1,5 Liter Sehari*

Selama ini yang kita tahu tentang kebutuhan cairan tubuh sehari-hari adalah sebanyak dua liter air putih. Tapi, ternyata takaran ini tidak berlaku untuk semua orang, seperti lansia misalnya.
Dokter ahli penyakit dalam, Parlindungan Siregar, mengatakan pada orang yang sudah memiliki usia lanjut, tidak dianjurkan untuk minum air dua liter per hari.

"Untuk lansia maksimal 1,5 liter minimal 1 liter. Kalau terlalu banyak garamnya turun," ujar Parlindungan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta,

Ia menjelaskan hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya lansia yang mengalami patah kaki karena natrium di darahnya menurun akibat minum terlalu banyak.

Kelebihan asupan cairan ternyata tidak hanya dialami oleh para lansia. Usia dewasa yang mengonsumsi air secara berlebih juga dapat mengalami gangguan kesehatan.

"Ada orang masuk emergency karena kejang-kejang. Ternyata garamnya rendah sekali. Ukuran normalnya 140, dia hanya 100. Ketika ditanya ternyata dia mengonsumsi air tiga liter bahkan sampai lima liter sehari," tutur Parlindungan.
Parlindungan juga menganjurkan, *untuk orang dewasa di bawah 60 tahun, asupan cairan dua liter per hari sudah cukup.* Tapi, jika aktivitasnya tinggi, asupan cairan harus ditambah lagi. "Kalau dia olahragawan kebutuhannya akan lebih banyak," ungkapnya.

*Makin Tua, Makin Sedikit Anda Boleh Minum Air*

Meskipun minum air putih terbukti ampuh mencegah penyakit seperti batu ginjal dan infeksi saluran kemih, tapi semakin bertambahnya usia sebaiknya Anda tidak terlalu banyak minum air putih.

Begitu disampaikan oleh Ketua Nefrologi Indonesia (Pernefri), dr. Dharmeizar, SpPD-KGH dari Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM. Ia mengatakan, dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal mulai menurun sehingga perlahan-lahan mulai muncul penyakit-penyakit yang memengaruhi ginjal. Dengan kinerja ginjal yang menurun, jika dibebankan dengan banyak minum air putih maka orang yang lanjut usia dapat lemas dan jatuh.
*Semoga bermanfaat.*..