Rabu, 18 Desember 2019

nikel Indonesia

JOKOWI : "KUASAI NIKEL, MAKA KAU AKAN KUASAI DUNIA"

Siapa menguasai minyak, dia menguasai dunia. 

Itu masa yang sedang kita tinggalkan

Masa yang akan kita tuju adalah  "Siapa menguasai nikel, dia menguasai dunia."

Mungkin sebagian orang langsung mencibir dan bilang "nie orang lebay banget yak."

Ga percaya?  Buat apa negara besar macam EU & US sibuk keroyok kita saat ini?

Masih ga percaya juga? Sadar ga sampai sekarangpun kita masih dan sedang direcokin kafir mengkafirkan sesama anak bangsa?

Trus apa kaitannya sama keroyokan tadi?

Tanda-tandanya nyata. Perhatikan Suriah, Irak, Libya. Awalnya, sama seperti di Indonesia saat ini. Satu dengan yang lain rebutan fatwa. Masih ga puas dengan fatwa, mereka kemudian saling mengkafirkan. Akhirnya,,,kita tahu apa yang terjadi.

Semua dibuat kisruh karena minyak.

Kenapa minyak? Ya karena siapa menguasai minyak dia pula yang menguasai dunia. Sangat clear dong?

Kita tahulah siapa dan negara mana yang sangat sibuk dengan menimbun minyak. 

Negara-negara barat saat ini jelas tampak makin grogi terhadap bangkitnya Asia. Superioritas ekonomi yang melekat pada dirinya ga mungkin dilepas begitu saja.

Maka, semua akses menuju minyak mereka kuasai. Tanpa minyak, tungku pembakaran China dan Asia akan redup.

Itu bila kita bicara tentang minyak. Namun minyak sebentar lagi akan menjadi masa lalu.

Matahari, angin dan air adalah sumber energi yang tidak pernah akan habis.

Namun energi matahari kurang efektif karena nongolnya siang doang. Demikian juga dengan angin dan air yang tetap tergantung bagaimana alam bekerja.

Kata kuncinya ada pada baterai. Benda ajaib penyimpan sekaligus penyalur energi.

Baterai adalah tentang lithium. Lithium adalah tentang nikel. Dan nikel adalah tentang masa depan umat manusia. Dan kita, Indonesia adalah pemilik deposit terbesar.

Maka, tidak berlebihan bila negara barat begitu ngotot bahkan masuk terlalu jauh kedalam urusan rumah tangga kita hanya demi eksistensi dan juga masa depan negaranya.

Contohnya banyak, namun situasi Indonesia saat pemilu presiden yang lalu dapat menjadi gambaran. Ancaman perpecahan bangsa tampak jelas dari begitu intensnya perbedaan di gaungkan.

Marah dan tengkar seolah tiada habis. Lihat saja medsos. Tak ada tempat tersisa di Twiter, fb bahkan IG bagi kebersamaan. Selalu tentang perseteruan antara pihak A dan B.

Morowali mencuat dengan sangat kencang dengan isu Chinaisasi. Demo anti China merebak di Sulawesi (terutama selatan) 

Sempat bingung juga saya. Ada apa ya dengan Morowali?

Begitu Uni Eropa mendaftarkan gugatannya terhadap Indonesia di WTO, samar-samar itu mulai tampak.

Disisi lain beberapa hari belakangan ini WSJ pun mulai sibuk bermain dengan narasi tidak baik tentang Indonesia terutama NU.

Bebarengan dengan hal itu, kita dibisingkan dengan berita sibuknya sebagian masyarakat kita memojokkan NU dan selalu mencari celah melaporkan kyai-kyainya.

Provokasi dijalankan oleh ormas satu kepada ormas yang lain. Semua berjalan bersamaan seperti ada irama teratur.

Kita, Indonesia sepertinya memang sedang diaduk aduk. 

Siapa yang mengaduk? Sudah pasti kepentingan luar yang tidak ingin Indonesia maju. Sudah pasti mereka yang ingin deposit nikel itu bisa dikuasai.

Lho koq nikel? Ya iya laaah,,, Morowali adalah tempat dimana pabrik baterai mobil terbesar akan dibangun saat itu.

Boss besar atas peristiwa ini sudah pasti berada diluar. Mereka pandai menggunakan proxy dan membuat kekacauan. 

Isu tentang banyaknya pekerja China di Morowali saat pemilu lalu, tidak berdiri sendiri. Ada benang merah dengan kepentingan asing.

Ya Morowali, disana langkah pertama bangsa Indonesia berjuang menguasai kemampuan menyimpan energi dimulai.

Disanalah saat ini mata dunia sedang melihat dengan was-was bagaimana Indonesia 10-20 tahun kedepan. 

Meminjam kalimat Neil Amstrong, ini langkah kecil manusia, namun lompatan besar bagi Indonesia.

Siapa mampu menguasai energi, dan memiliki tehnologi menyimpannya kemudian memiliki bahan baku utama penyimpanan energi tersebut, sudah pasti akan menguasai dunia.

Dan ingat,,, Indonesia saat ini memiliki peluang itu.

Maka menjadi nyambung bila EU dan US begitu sibuk bikin kisruh Indonesia sesibuk mereka saat awal Suriah. 

Isu syiah dan suni ditebar di suriah, Isu tentang China dan PKI ditabur di Indonesia.

Jelas ini bukan tentang agama. Bukan pula tentang ideologi. Ini tentang sumber daya alam langka dan strategis. Sestrategis masa depan kelangsungan sebuah bangsa.

Berbicara tentang energi masa depan pasti bicara tentang energi listrik. Suatu saat nanti, semua akan digerakkan oleh tenaga listrik. 

Mobil pribadi, traktor untuk tambang sampai pertanian, drone, alat rumah tangga bahkan sampai kebutuhan alat teansportasi masal.  Semua berbasis listrik.

Nikel bukan penghasil energi. Nikel adalah komponen utama pembuatan baterai lithium yang dibuat untuk menyimpan energi. 

Nikel bila dalam teori ekonomi adalah sebuah bank sekaligus uang elektronik. Sementara minyak adalah uang tunai tanpa bank.

Terserah anda, mau pegang uang tunai atau uang elektronik. Semuanya berguna. Namun dimasa depan, mungkinkah anda masih membawa dompet tebal?

Negara penguasa minyak dan sangat maju, selama ini seperti mengandalkan uang tunai dalam menghasilkan energi.

Minyak diambil kemudian dibakar dan menghasilkan tenaga atau energi dan kemudian hilang. 

Saat butuh tenaga lagi, bakar lagi, ambil lagi dan hilang lagi. Demikian seterusnya sampai habis.

Nikel sebagai bahan baku utama baterai, memiliki fungsi berbeda. Dia menampung dan kemudian menyalurkan bila dibutuhkan. Tenaga itu selalu dapat diisi ulang seperti saldo dalam perbangkan. Dia tidak pernah habis. Dia adalah bank energi siap saji.

Tenaga itu kelak didapatkan dari matahari, air dan angin dengan jumlah sangat melimpah dan yang pasti, tidak terbatas.

Konsep bank inilah yang harus dimiliki oleh mereka. Tidak dapat memiliki dengan baik-baik, ya direbut. Itulah gambaran bagaimana cara kerja mereka.

Tanpa bank ini mereka (negara maju) hanya menjadi folower.
Mereka tidak mungkin memimpin seperti saat ini mereka lakukan. 

Alhamdulilah, puji Tuhan, matur sembah nuwun Gusti, pabrik baterai di morowali tersebut akhirnya dibangun.

Ada Mercedez, Hyundai bahkan  Iron man si Elon Musk pemilik Tesla konon terlibat didalamnya. Elon Musk sang jagoan tehnologi kekinian.

Dari investor tersebut, alih tehnologi akan berjalan. Tenaga terampil Indonesia pelan tapi pasti akan meningkat secara signifikan.

Kabar bahwa implementasi peraturan pemerintah tentang rencana menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil listrik dunia telah dan sedang digenjot.

Jokowi melalui menteri keuangan Sri Mulyani sedang terus menggenjot aturan dan perundangan sekaligus insentif pajak yang poin utamanya adalah menarik investor dengan mudah.

Komponen baterai mencapai 40% lebih dari keseluruhan part mobil listrik. Disisi lain, bahan dasar baterai berupa nikel ini tersedia melimpah di Indonesia. Kondisi inilah yang membuat investor sekaligus pemilik tehnologi tertarik berinvestasi. 

Dari sini dapat kita lihat, bahwa Tesla, Hyundai bahkan Mercedes Benz bukan tidak mungkin bahwa suatu saat nanti akan menempatkan Indonesia sebagai basis produksi mobil listriknya. Saya sangat yakin bahwa ini hanya masalah waktu saja.

Bagaimana dengan gugatan EU di WTO?

Dalam hati saya berguman "cie,,,cie... yang dulu ngebossin demo, sekarang minta tolong WTO ni yeee,,,,"

Pesiden jokowi dengan sangat tegas berkata "Hadapi...!! siapkan lawyer terbaik". 

Presiden sangat bervisi kedepan. Beliau sangat memahami pentingnya fase ini bagi lompatan status bangsa ini. Bangsa ini harus dan pasti menjadi negara besar bila mampu melewati ini dengan baik dan bijak. Bangsa ini tidak boleh lagi menyiakan momen emas seperti era 70an saat booming minyak.

Tidak boleh ada sedikitpun ruang bagi rasa takut apalagi minder. Kita adalah bangsa yang besar. Bangsa yang diberi anugerah kekayaan alam melimpah. Kekeyaan itu harus menjadi milik bangsa dan dipergunakan sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Jelas sudah, ekspor nickel ore ke eropa adalah bentuk pengkhianatan terhadap UUD 45. Jangankan hanya melawan gugatan EU di WTO, melawan seluruh duniapun kita harus lakukan bila demi martabat dan masa depan bangsa.

Tidak ada salahnya kita bermimpi menjadi negara paling maju didunia. Sumber alam kita berlimpah. Jumlah rakyat sangat mencukupi. Luas wilayah dan kesuburan tanah kita sangat mendukung itu semua.

Salam 

Copas Ronny S