Sabtu, 21 April 2018

Iwan Ong. Kartono


*K A R T O N O*
---------------------
_(dalam rangka menyambut Hari Kartini)._

🍃🕊🍃🕊🍃🕊

_Kartono ....._
_nama lengkapnya ..._*RM. Panji Sosrokartono ...*

_Lahir tahun 1877._

_Kakak kandung  *... RA. Kartini ...*😳_

_1898 ... Kartono orang pribumi pertama  ... yang kuliah di luar Hindia - Belanda .... 🙂_

_Karena kecerdasannya ... beliau menjadi kesayangan para dosennya .... 😊_

_Beliau bisa menguasai ... 27 bahasa asing ... & 10 bahasa Nusantara ... 😳_

_Pangeran ganteng ini pinter bergaul, ... anak orang kaya, terkenal, ... & merakyat ..... 😇_

_Banyak cewek² Eropa nyebut si_ *Sosrokartono,  ... "De Mooie Sos."* _(artinya ... Sos yang ngganteng).😱_

_Bule Eropa & Amerika  ... sebut beliau dengan hormat ..._  *'De Javanese Prins' (artinya ... Pangeran Jawa)*... _akan tetapi orang sesama pribumi memanggil ... Kartono ... saja. 😞_

_1917 ... beliau menjadi wartawan perang dunia 1 ... koran Amerika yakni ...  The New York Herald ... cabang di Eropa .... 😳_

_Beliau memadatkan artikel bahasa ... Perancis sejumlah 30 kata dalam 4 bahasa (yakni ... Inggris, Spanyol, Rusia, Perancis) ..._

_Sebagai wartawan perang, beliau diberi pangkat ... Mayor ... oleh Sekutu, ... tapi menolak membawa senjata ... kata beliau :_

_*"Saya tidak menyerang orang,  ... oleh karena itu saya pun tidak akan diserang. Jadi apa perlunya membawa senjata ?"*_

_Beliau ... ahli diplomasi yang hebat ... 😳_

_Beliau sempat gemparkan Eropa - America ... dengan artikelnya tentang perundingan Jerman & Perancis yang rahasia serta sangat tertutup, ... yakni diselenggarakan di dalam salah satu gerbong kereta api, ... yang berhenti di tengah hutan, ...bahkan mendapat penjagaan yang sangat super ketat dari semua wartawan yang sedang mencari informasi dan berita ...  Eeeeeh !! koran New York Herald  ... telah memuat hasil perundingan tersebut .... !! 😱_

_1919 ... beliau jadi penterjemah tunggal .... di Liga Bangsa Bangsa ... 🙂_

_1921 ... LBB dirubahnya  menjadi PBB ..._ 😁

_Ia ketua penterjemah utk segala bahasa kalah kan  .... para poliglot bule Eropa - Amerika ... 😁_

_1925  ... Pangeran Sos. pulang ke tanah air ... Ki Hajar Dewantara angkat dia jadi  .... kepala sekolah menengah ... di Bandung  😱_

_Rakyat berjejal temui si pintar ini, ... untuk minta air & doa darinya ...  Anehnya banyak yang sembuh  🤔 ...  maka antrian pun makin banyak termasuk bule² Eropa ...  akhirnya beliau dirikan klinik bernama ... *Darussalam* ... 😇_

_Beliau pernah sembuhkan seorang anak Eropa hanya di sentuh-sentuh (... tuk sebanyak 3 kali ) dihadapan para dokter yang sudah angkat angkat tangan untuk berusaha menyembuhkan penyakit si anak tersebut ..._

_Anak tersebut ... sembuh ... dalam hitungan detik  ... 🤔_

_Beliau juga pernah memotret kawah gunung dari udara. hebatnya tanpa ... pesawat ... 😳(?)_

_Soekarno muda ... sering diskusi dengannya ... 🙂_

_Bung Hatta sebut beliau orang ... jenius ... 😊_

_Rumahnya berkibar bendera merah putih 🇮🇩 ... tetapi Belanda 🇳🇱, Jepang 🇯🇵, dan sekutu seolah tak peduli ... 😳_

_1951  ..... beliau wafat 😭 di Bandung  ...  dikebumikan di makam Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah di samping makam kedua orang tuanya_ *Nyai Ngasirah dan RMA Sosroningrat*. 😢😢

_Beliau ketika meninggal ... dalam kondisi tidak punya apa², ... rumah pun beliau hanya mengontrak .... padahal sebagai putera bangsawan & cendekiawan ia bisa hidup mewah ... 😇_

_Orang² tidak temukan pusaka dan jimat di rumahnya. hartanya ... hanya selembar kain bersulam huruf ... *ALIF* ... 😇_

_Pada batu nisan makamnya tertulis :_

         *SUGIH TANPO BONDO.*
         *DIGDAYA TANPO AJI².*

_Beliau  ... seorang wartawan hebat ...  tapi *PWI* .... tidak pernah singgung namanya._

_Beliau ... tokoh pendidikan ... tapi para guru seolah lupa namanya._

_*Sang Alif ....*_
_*Alif sak jeroning Alif ...*_

🍃🕊🍃🕊🍃🕊

Iwan Ong. Kartini

KARTINI, MULTIKULTURALISME DAN FRANCOPHONE

Tepat di hari Kartini 2018 ini, kawan saya Iwan Ong Santosa menulis artikel panjang tentang aspek multikulturalisme Kartini beserta ketertarikannya dalam bahasa Prancis. Iwan banyak mengutip apa yg sdh saya tulis dalam beberapa media tentang pandangan Kartini mengenai etnik Tionghoa dan Arab.
Menarik di sini, sebetulnya Kartini mengagumi konglomerat Oei TIong Ham asal Semarang yg dipujinya sebagai sosok "ayah yg modern", sekaligus ayahanda dari perempuan2 "modern", yaknua Oei Tjong Lan dan adiknya yg legendaris, Oei Hui Lan. Namun ironisnya, "the Oei sisters" hingga wafatnya tidak pernah tahu bahwa Kartini pernah menjadikan mereka ikon kemodernan perempuan.

Terkait Francophone, saya memiliki dua buku kumpulan surat Kartini yg diterkejemahkan ke dalam bahasa Prancis Cetakan pertama 1960 dan kedua 1999.. Editor dan penerjemahnya adalah Prof Louis Charles Damais, seorg arkeolog Prancis yg kmd menikah dg perempuan ningrat asal Kraton Mangkunegaran. Pasangan ini menghasilakn dua budayawan Adji dan Asmoro Damais...

Saya yakin Kartini pasti akan sangat bangga bahwa pemikirannya pun disebarkan dalam bahasa yg juga dicintainya itu.

Rekan Iwan Ong sendiri cukup fasih dalam bahasa Prancis dan juga sudah menulis bbrp buku ttg kehadiran Prancis dalam sejarah Indonesia

===============================================

Jejak-jejak Lingkungan Intelektual RA Kartini
Iwan Santosa
21 April 2018 09:00 WIB

Raden Adjeng Kartini dikenal sebagai Pahlawan Nasional yang menjadi perintis pendidikan perempuan dan kesetaraan jender pada akhir abad ke-19 di Jawa. Namun, sedikit yang memandang RA Kartini dan keluarga dalam dunia budaya berbahasa Perancis (Francophone) dan pandangannya terhadap pluralisme masyarakat di zaman peralihan tahun 1890-awal 1900 di Hindia-Belanda dan dunia yang sedang berubah kala itu.

Dunia penutur bahasa Perancis sebetulnya tidaklah jauh dari Kartini dan keluarga. Dalam salah satu foto ikonik, Kartini bersama adik-adik dan murid perempuannya berpose di sekeliling papan tulis berisi materi pelajaran yang ditulis dengan kapur. Materi bahan bacaan yang tertulis di papan tulis itu, dan selama ini terabaikan, adalah cuplikan naskah La Petit Chaperon Rouge atau Si Kecil Bertudung Merah.

Dongeng Perancis klasik karangan Charles Perrault itu menjadi materi ajar di sekolah yang dibuka Kartini bagi anak-anak perempuan di Jepara. Betapa menjelang akhir abad ke-19, perempuan-perempuan Jawa di Jepara, elle a lu et parle francais (mereka sudah belajar membaca dan berbicara dalam Perancis)!

Bahasa Perancis di abad ke-19 memang menjadi salah satu simbol pendidikan dan status priyayi. Penulis Jean Rocher yang menulis buku Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800-2000 mengatakan, bahasa Perancis adalah bahasa bangsawan dan kaum terdidik Eropa yang kemudian menyebar di seluruh dunia.

Sejarawan Didi Kwartanada yang menulis kajian Pelopor Pluralisme Kajian atas Surat-surat Kartini pada tahun 2011 mengatakan, kakek RA Kartini, yakni Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronegoro IV (1850), mengambil guru privat Eropa bagi anak-anaknya. Dua anak Tjondronegoro IV adalah Raden Samingun yang kelak bernama Raden Mas Ario Sosroningrat (Bupati Jepara 1881), ayah RA Kartini;  dan Pangeran Aryo Hadiningrat (kemudian menjadi Bupati Demak menggantikan ayahnya).

Dari guru privat Eropa itu, mereka menguasai beberapa bahasa asing. Pada zaman itu hingga menjelang kemerdekaan Indonesia, di sekolah-sekolah dan pendidikan kurikulum Eropa diajarkan bahasa Belanda, Perancis, Jerman, dan Inggris.

Pangeran Ario Tjondronegoro IV, menurut Didi Kwartanada, pernah mengadakan perjalanan keliling Jawa yang kemudian dituliskan dalam otobiografi berbahasa Jawa. Dia bisa disebut sebagai salah satu pelopor penulisan otobiografi di kalangan masyarakat Jawa.

Catatan itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh peneliti senior Ecole Francaise D’extreme Orient (EFEO) di Jakarta, Henri Chamber Loir, dengan judul Le Peregrinations Javanais.

Berbekal orangtua yang peduli pendidikan dan berwawasan luas, ayah dan paman RA Kartini adalah dua dari empat bupati di Jawa di zamannya yang paham berkomunikasi dalam  bahasa Belanda dan memahami berbagai bahasa dan budaya mancanegara. Selanjutnya, Bupati Jepara Sosroningrat mewarisi keluhuran budaya Jawa dan pendidikan Barat yang diteruskan kepada putra-putrinya.

Salah satu putranya, yakni RMP Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini, kemudian mengenyam pendidikan Eropa di Jawa dan Leiden di Belanda. Sosrokartono disebut mewariskan buku-buku berbahasa asing kepada RA Kartini sebagai pembuka pintu dunia bagi adiknya yang disapa akrab Trinil itu.

Wartawan perang

Sosrokartono  berperan besar dalam membuka minat dan wawasan RA Kartini serta adik-adiknya. Sosrokartono adalah seorang polyglot yang fasih berbahasa Perancis dan belasan bahasa lain. Sosrokartono  disebut sebagai wartawan perang pertama Indonesia karena pernah meliput Perang Dunia I dan menjadi saksi menyerahnya Jerman kepada sekutu tahun 1918.

Penulis Solichin Salam dalam buku RMP Sosrokartono Sebuah Biografi, Sugih Tanpa Banda, Digdaja Tanpa Adji, Ngalurug Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake (Kaya Tanpa Harta, Berkuasa Tanpa Kesaktian, Menyerang Tanpa Kekerasan, Menang Tanpa Mempermalukan) mencatat, saat melamar kerja menjadi wartawan, Sosrokartono menjalani ujian mengedit berita. Sebuah berita panjang diminta untuk diringkas menjadi berita singkat satu paragraf dengan 30 kata dalam empat bahasa, yakni Inggris, Perancis, Spanyol, dan Rusia.

Para pelamar lain menulis lebih dari 30 kata, sedangkan Sosrokartono sukses meringkas berita dalam 27 kata. Maka, dia pun menjadi wartawan perang New York Herald Tribune terbitan Amerika Serikat dan diberi pangkat militer tituler untuk memudahkan tugas meliput Front Barat Perang Dunia I.

Didi Kwartanada mengatakan, Sosrokartono mampu membuat berita dalam bahasa Inggris dan Perancis dengan sempurna. Dia juga menjadi penerjemah resmi di Liga Bangsa-bangsa (Volken Bond).

Sebelum berangkat kuliah ke Belanda, Sosrokatrono menghadap gouvernor generaal (GG) atau Gubernur Jenderal Hindia Belanda W Rooseboom, dengan permintaan khusus agar GG memperhatikan pendidikan rakyat Hindia-Belanda. Semasa di Belanda, Sosrokartono menjadi salah satu pendiri Indische Vereeniging (Perkumpulan Hindia) yang kemudian berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging (Perkumpulan Indonesia) yang pada tahun 1930 dipimpin Muhammad Hatta.

Adapun di Tanah Air, pendirian Boedi Oetomo tahun 1908 juga mendapat sokongan Bupati Jepara, Demak, Temanggung, Karanganyar, dan Kutoarjo. Bupati Jepara dan Bupati Demak adalah keluarga RA Kartini. Betapa besar perhatian keluarga besar Kartini terhadap pendidikan dan pembaruan.

Guru Besar Kajian Perempuan dan Anak Universitas Indonesia, Saparinah Sadli, dalam diskusi Perempuan Melawan Arus di harian Kompas (14 April 2016) menyatakan, jasa-jasa Kartini adalah melawan perkawinan di bawah umur (pada akhir 1800-an, sudah lazim perempuan dinikahkan pada usia 13-14 tahun), memperjuangkan pendidikan kepada masyarakat Jawa, kemudian menyuarakan gagasan untuk kemajuan masyarakat Jawa kepada teman-teman korespondennya di negara-negara Barat.

Mencintai perbedaan

Didi Kwartanada menceritakan sisi-sisi lain Kartini yang tidak terdapat dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. RA Kartini selain memperjuangkan pendidikan dan kebebasan berpikir, juga sangat mencintai keberagaman (pluralitas).

”Kami ingin benar berhubungan dengan orang-orang dari berbagai bangsa, kepercayaan, dan aliran”, demikian isi salah satu surat Kartini kepada Nyonya Abendanon Mandri, 14 Desember 1902. Kutipan itu dan pandangan Kartini tentang kelompok Arab dan Tionghoa di Hindia Belanda ditulis lengkap dalam buku Surat-surat Kartini karya terjemahan sejarawan Sulatin Sutrisno yang lengkap dan ditambah  surat-surat Kartini yang ditemukan di Leiden, Belanda, pada tahun 1980-an.

Didi menuliskan sejumlah simpati Kartini terhadap kelompok masyarakat lain di dunianya masa itu. Semisal pada surat tertanggal 17 Juni 1902 kepada Nyonya De Booij-Boissevain, Kartini sangat terkesan dengan kabar perempuan Tionghoa yang hendak menempuh ujian guru.

Kutipan surat tersebut: ”Hura! Untuk kemajuan! Saya sungguh gembira tentang hal itu! Orang-orang China sangat keras dalam mempertahankan adat: sekarang kita lihat juga bahwa adat yang paling keras dan paling lama dapat dipatahkan juga.”

Ketika itu Revolusi China menumbangkan Dinasti Qing belum lagi berlaku. Meski demikian, modernisasi mulai terjadi termasuk di kalangan masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda.

Lebih lanjut, Kartini menulis: ”Ingin benar saya berkenalan dengan anak-anak China yang berani itu! Ingin sekali saya hendak tahu pikiran, cita-cita, dan perasaan mereka, jiwa mereka. Selamanya saya ingin mempunyai teman China”.

Pada masa itu, sesudah Perang Geger Pacinan (1740-1743) antara koalisi Jawa-Tionghoa dan Belanda, penguasa Kolonial membuat masyarakat jajahan hidup terpisah dalam tiga kelompok masyarakat.

Masyarakat Tionghoa dijauhkan dari Anak Negeri. Tionghoa dan Arab masuk dalam lapis masyarakat tengah yang menjadi perantara antara Yang Dipertuan, yakni Golongan Eropa, dan Anak Negeri, yakni Kaum Bumiputera.

Ayah Kartini dalam Surat Kartini, disebut Didi Kwartanada, memiliki anak angkat berdarah Tionghoa. Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut soal nama sosok yang disebut anak angkat tersebut.

Pada suatu kesempatan, Kartini juga pernah berobat ke ”orang pintar” di Kelenteng Welahan. Kelenteng itu menjadi salah satu pusat perlawanan pasukan koalisi Jawa-Tionghoa dalam Perang Geger Pacinan 1740-1743.

Ketika itu, Kartini sakit keras dan dokter Eropa pun tidak bisa menolong. Dia sembuh setelah meminum abu lidi sesaji dari Kelenteng Welahan sebagaimana diceritakan kepada Nyonya Abendanon Mandri tanggal 27 Oktober 1902.

Kartini juga pernah membuat karangan ilmiah panjang tentang perkawinan masyarakat Arab di Rembang dengan judul Het Huwelijk bij de Kodja’s yang dimuat di jurnal ilmiah Bijdragen tot de Taal-Land en Volkenkunde (kini jurnal KITLV).

Dia menulis ketika masih berusia 16 tahun dan tulisannya baru diterbitkan ketika ia sudah berusia 20 tahun. Nama yang dimunculkan dalam jurnal tersebut adalah ayahnya RMAA Sosroningrat. Kartini adalah penulis termuda dan perempuan Indonesia pertama yang menulis di jurnal KITLV yang masih terbit hingga kini.

Kartini memuji masyarakat Arab dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon Mandri dengan perkataan: ”Juga orang Arab dapat mencintai dengan sepenuh jiwa mereka, dan mereka bisa baik!”

Dalam satu suratnya, Kartini menyindir pemerintah kolonial yang diskriminatif, termasuk kepada Golongan Timur Asing (Vreemde Oosterlingen), yakni Tionghoa dan Arab, dengan memuji bantuan dermawan (filantrofis) para pengusaha Tionghoa dalam aksi tanggap bencana kelaparan dan kekurangan air.

”Mengapa bantuan yang murah itu hanya datang dari pihak China yang dihina? Mengapa bantuan itu tidak mengalir dengan melimpah kepada kami dari pihak Eropah?”

Kartini juga mengagumi kemajuan pendidikan gadis-gadis keluarga Oei Tiong Ham—Raja Gula dan Konglomerat pertama Asia Tenggara—dalam suratnya dia menulis: ”Semua kenal keluarga itu, kecuali kami”.

Pada 3 Januari 1902, dalam surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini memuji sifat dermawan Oei Tiong Ham yang banyak menolong orang miskin dan mendukung pendidikan bagi keluarga.

Surat Kartini menulis: ”Ayah anak-anak perempuan yang sangat maju. Seorang di antaranya pasti pandai luar biasa dan mempunyai rencana pergi ke Eropah untuk belajar menjadi pengacara. Hebat!”

Didi menjelaskan, sosok anak Oei Tiong Ham yang dipuji Kartini adalah Oei Tjong Lan, sang putri sulung. Kartini juga bersimpati khusus dengan menyatakan: ”Sayang mereka tidak mempunyai saudara laki-laki, kami pasti akan mengambil hatinya.”

Pada surat tanggal 14 Desember 1902 kepada Nyonya Abendanon, Kartini menulis panjang lebar tentang masyarakat Tionghoa dan masyarakat Arab. Kartini memprotes sekat pemisah dan diskriminasi yang ada.

Kecintaan Kartini pada kemajuan, hubungan antarkaum di masa itu dan mengenal berbagai budaya memang melampaui zamannya. Demikian pula ingatan terhadap Kartini dari sudut budaya Perancis yang jarang diungkap.

Jurnalis sejarah Aryono dalam Historia mencatat, Surat-surat Kartini setelah wafat pun menjadi inspirasi dan diterbitkan dalam berbagai bahasa. Selain terbit dalam bahasa Belanda dan Inggris, buku Kartini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis tahun 1960 oleh Louis-Charles Damais. Dunia francophone dan semangat menghargai keberagaman tidaklah jauh dari RA Kartini dan keluarga.

https://kompas.id/baca/utama/2018/04/21/jejak-jejak-lingkungan-intelektual-ra-kartini/

Cpu 芯片

在美国对芯片卡脖子的今天,中国哪些芯片有可能成功突围?

中国科普博览

昨天

· 中国科学院网络科普门户,传播前沿科学知识,提供趣味科教服务

关注

出品:科普中国

制作:寒木钓萌

监制:中国科学院计算机网络信息中心

近日,美国商务部禁止美国企业向中兴出售各类芯片,一时间,失去核心芯片供应的中兴就像被人扼住了咽喉,而中兴的应对之策就是紧急停牌。

消息一出,很多人这才第一次意识到,芯片对一个国家来说是如此的重要,一直以来,我们担心的是:

如果不能进口石油了怎么办?

石油大幅涨价了怎么办?

…………

但其实,中国的芯片进口额已连续两年超过石油。2017年芯片进口额高达2601.4亿美元,为中国第一大进口商品。

石油大幅涨价,大不了我们还可以鼓励国人多用地铁公交出行;中东不出口我们石油了,大不了从俄罗斯多买一点就是,总之,西方不亮东方亮。

但芯片却不是这样。没有芯片,则自身包含芯片的产品就无法出口。

一直以来,很多人心目中的芯片就是电脑和手机的CPU,但其实,芯片多种多样。

芯片无处不在

你家里上网用的路由器需要芯片,冰箱、洗衣机、空调、电视等也需要芯片。

你走在大街上,看到的红绿灯系统需要芯片。

卫星上天需要防辐射芯片,钻头入地需要抗高温芯片。

一句话,芯片无处不在。

可遗憾的是,这个领域是我们的短板,中国芯片自给率很低,远低于石油。

今天的问题是,在芯片领域,我们还有希望吗?未来有哪些有可能产生突围的地方?曾经又有过哪些布局?

为说明这个问题,咱们先来认识一个新东西,NPU。

NPU是什么?

CPU我们很熟悉,它什么都能干,所以被称为“通用处理器”。而如果我们想要有更好的游戏性能,则需要更好的GPU,也就是说,GPU能干的事儿没有CPU多,但在某个特定领域比如游戏,则GPU擅长得多。

这几年,人工智能(简称AI)如火如荼,相比过去更多地出现在科幻电影和小说中,现在的人工智能,她已经走入大众。

未来已来。

2016年3月,阿尔法狗(AlphaGo)轻松战胜世界围棋冠军,职业九段棋手李世石。

2017年5月,阿尔法狗战胜中国棋手柯洁,这让柯洁当场落泪哽咽:它太完美我看不到希望。

到此,人类最后的智力骄傲面临崩塌。而在与柯洁比赛之后,阿尔法狗团队宣布阿尔法狗将不再参加围棋比赛,再比下去已经没有意义。

这就是人工智能,现在,它正广泛地服务于人类。

看到一篇纯英文的文章,你可以用手机将其拍照,翻译成你熟悉的语言。而电脑上网时,拍照这步都省了,直接给你翻译出来。前些日子,某IT巨头宣布,在人工智能的帮助下,他们的翻译可媲美真人水平。

具体到我们身边的应用,诸如手机上的语音助手、指纹识别、面部识别、虹膜识别等等,都是人工智能的应用场景。

军用的,民用的无人机大量出现,而无人驾驶车辆更是未来的潮流,这些,全都离不开人工智能。

现在我们终于可以说,21世纪是人工智能的世纪。

但人工智能不是空中楼阁,她必须附着在某个东西上,这就是芯片。传统的CPU、GPU也能进行AI计算,但效率很低。

这并不难理解,CPU什么都能干,就好像一个人,他能搞科研,还会画画,唱歌好,跳舞棒,会写作,能演讲,还懂管理,这就是CPU——全面发展可能意味着全面平庸。

人工智能这么重要,应用面又如此之广,显然,我们迫切地需要一种芯片,它特别擅长智能算法、深度学习,这就是NPU,一种嵌入式神经网络处理器。

中科院计算所

如果中国的科学家现在才意识到NPU的重要性,则一切晚矣。

幸运的是,中科院计算所是国际上最早研究深度神经网络处理器的单位之一,他们进行了长达近10年的攻关,终于有了成果。

有了成果,但若不及时推向市场,最终的结果必然是失败。所以2016年,脱胎于中科院计算所的“寒武纪”公司成立,这是一个初创的团队,很弱小,他们必须马不停蹄快速前进。

2016年是一个特殊的年份,在这一年,人工智能第一次战胜人类的围棋冠军。这导致很多人质疑质疑“寒武纪”是借着人机围棋大战来炒作自己。

事实是这样吗?来看一些数据。

寒武纪公司成立当年获得千万级天使投资,公司估值过亿美元。

第二年也就是2017年,寒武纪获得1亿美元融资,投资方为国投创业、阿里巴巴、联想等,估值10亿美元。

同年,寒武纪的芯片卖了1亿元。

2018年,寒武纪再次获得投资,估值20亿美元。

…………

寒武纪的芯片

2017年9月,华为发布了全球首款人工智能手机芯片麒麟970,之所以被称为“人工智能芯片”,这是因为寒武纪在他们的芯片上添加了自己的智能芯片“寒武纪1A”。

前文说公司刚成立第二年,寒武纪就卖了1亿元芯片,而买方就是华为。

在处理人工智能应用时,“寒武纪1A”的性能是4核CPU的25倍以上,而耗用的电量却只有五十分之一。

搭载“寒武纪1A”的麒麟970芯片每分钟可识别2005张照片,而苹果的A11处理器只能处理889张照片,三星S8每分钟只能识别95张。

在CES2018期间,外媒对比评测了麒麟970和苹果A11在AI性能上的跑分成绩,结果令评测人员吃惊,麒麟970大幅领先。

为什么NPU很重要?

人工智能需要的计算量通常都很大,有的计算量是手机上的CPU无法独立完成的,而能完成的那些,要么耗时很长,要么耗电很大,得不偿失。无疑,这会限制人工智能在手机以及其他终端上的的各种应用。

无人机在自主飞行时需要处理大量数据,假如有的数据(比如照片)它处理不了,就只能通过网络上传到更强大的服务器端来完成,这带来的问题是,有没有网络供你上传是一回事,即使上传后,服务器处理了,再发给无人机,这也会带来大量耗时。

但如果无人机添加了人工智能处理器,那么,无人机就具备了更大量的本地处理能力。

问题来了,既然NPU这么重要,那么国外的那些芯片巨头为什么没有做?可能吗?

不可能。

有分析认为,之所以在NPU上中国稍微领先,这是因为国外芯片巨头多年前点歪了科技树。

他们的CPU、GPU很强大,从而产生了路径依赖,因此,对于人工智能的深度学习计算,他们早年不是很重视,并没有为之专门设计一种芯片,而是在原有的CPU基础上进行技术微调来实现。

再一个就是,中科院计算所是国际上最早研究深度神经网络处理器的单位之一,近10年的攻关,这才让我们占得一点点先机。

绝不盲目乐观

放眼整个芯片领域,中国还很弱小,几乎不掌握话语权,研发之路任重而道远。

人工智能是通向未来的钥匙,目前来看,承载人工智能最好的芯片是“神经网络处理器”,但这并不是说,只要有了NPU芯片就行了,正如没有CPU,GPU也没法用一样。同理,没有CPU,NPU也没法使用。

另外,我们必须看到,在人工智能芯片上,中国的这种领先只是暂时的,国外的芯片巨头,他们的技术实力强悍,资金雄厚,品牌效应大,赶上来是早晚的事。

所以,寒武纪必须跑得快一些,再快一些!

退一步说,即使中国产的NPU一直领先,但国外手机厂商出于各种自身的原因而一直不使用,这也很麻烦。

幸运的是,我们已经有了很多国产手机厂商,只要芯片性能够好,相信他们会用。

再一个就是,人工智能芯片的应用场景绝不局限于手机,在无人机、无人驾驶、智能家居、机器人等领域都会开花结果。

华罗庚筹建起来的研究所

文章的最后,咱们再来介绍一下在NPU上做出杰出贡献的中科院计算所(全称中国科学院计算技术研究所),创建于1956年,由华罗庚着手筹建。

这是一个有着优良传统的研究机构,电子计算机专家夏培肃,她是中国计算机事业的奠基人之一,被誉为“中国计算机之母”,公开的报道显示,夏培肃院士在培养博士生时,甚至可以用8个月时间去修改学生的论文,前后26稿,而论文在国际上发表后,夏培肃却拒绝在作者的旁边也署上自己的名字。

慈祥的夏培肃院士。

Kartini

Sabtu 21 April 2018, 07:22 WIB
Memahami Kartini
Alasan Kartini Mengaku Anak Budha dan Jadi Vegetarian
Aryo Bhawono - detikNews
Memahami Kartini (Ilustrasi: Kiagoos Auliansyah)
Jakarta -
Raden Ajeng Kartini mengaku sebagai anak Budha setelah minum abu hio dari Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan, Jepara, Jawa Tengah. Air abu hio itu menyembuhkan Kartini dari sakit demam.
Pengakuan sebagai anak Budha ini dimuat dalam kumpulan Surat Kartini tertanggal 27 Oktober 1902 kepada Rosa Abendanon-Mandri. Kartini menuliskan kalimat dalam surat itu dengan tulus. Ia adalah seorang Budha dan pantang makan daging.
"Saja ada satoe botjah Budha, maka itoe ada mendjadi satoe alesan mengapa saja kini tiada memakan barang berdjiwa," tulis Kartini.
Ia-pun bercerita mengenai awal kepercayaannya ini. Semasa kecil Kartini menderita demam, seorang Tionghoa hukuman menawarkan bantuan pengobatan. Pengobatan dokter yang didatangkan ayahnya, Bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, tak manjur.
Orang Tionghoa itu-pun menawarkan obat berupa air yang diberi abu hio dari Kelenteng Hian Thian Siang Tee, atau dikenal dengan Kelenteng Welahan. Hasilnya mujarab, obat tabib itu justru menyembuhkan Kartini yang masih belia. "Lantaran minoem obat itoe saja djadi anaknja orang soetjie itoe, Santikkong Welahan," terang Kartini.
Kartini-pun mengunjungi Kelenteng itu setahun kemudian untuk bertemu dengan orang suci penyembuhnya yang sering diziarahi orang-orang di kelenteng itu. Orang Soetji itu digambarkan dalam patung emas kecil yang selalu dipenuhi oleh asap hio. Setiap kali ada yang sakit, ia selalu dibawa berkeliling untuk mengusir roh jahat.
Benny G. Setiono menuliskan dalam buku Tionghoa Dalam Pusaran Politik, orang Soetji yang dimaksud adalah Hian Thiang Siang Tee atau Siang Teekong dan lebih sering disebut sebagai Kongco Welahan. Sosok ini disebut Budha tetapi bukan Budha Gautama, dan menjadi tokoh di daerah Welahan.
"Tetapi pada umumnya segala toapekong itu berasal dari Tionghoa yang pada masa hidupnya menganut agama Budha atau juga agama Tao," jelasnya.
Sejarawan JJ Rizal menyebutkan surat Kartini ini menunjukkan keterbukaan pemikirannya mengenai agama-agama yang ada di sekitarnya. Kartini tidak membatasi dirinya sebagai seorang keluarga Islam ningrat tetapi menerima kepercayaan yang ada di sekitarnya.
"Ia seorang muslim, terkesan dengan Budha, dan bergaul dengan orang Kristen, makanya pemikirannya terbiasa dengan perbedaan dan terbuka," ujarnya saat ditemui detik.com, Jumat malam (20/4/2018).
Lebih lanjut dalam surat tertanggal 27 Oktober 1902 itu Kartini menjelaskan sikap vegetarian ini dimulai bermula saat ia berumur 14-15 tahun. Namun Kartini tak memiliki keberanian mengumumkan sikap ini hingga beberapa lama sebelum menulis surat ia memberitahu ibunya dan ditanggapi dengan gembira.
Seorang anggota komunitas vegetarian menyebutkan sikap vegetarian semacam itulah yang juga membentuk kepribadian Kartini dengan kasih. Tak ada jejak siksaan kepada hewan di piring makannya. Kartini-pun kian peka terhadap lingkungan sekitarnya. "Vegetarian itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi," ucapnya membacakan isi penggalan surat Kartini.
Menurut dia, rasa iba inilah yang menuntun Kartini dalam menyikapi kesenjangan dengan masyarakat sekitarnya. Bahkan dalam surat yang sama, ia juga menolak untuk dicium kakinya oleh rakyat biasa.
(ayo/jat)

10 kekuatan manusia 诸葛亮

Dahsyatnya 10 Kekuatan Manusia....(Rugi Gak Dibaca).

Selama menjadi penasehat, Zhuge Liang (Tokoh Genius & Hebat di Zaman Sam Kok / Tiga Kerajaan) pernah menulis sebuah surat kepada anaknya. Isi surat yang ditulis 1.800 tahun yang lalu itu sarat dengan dengan kebijakan yang tak lekang oleh waktu dan perubahan, diantaranya berisi tentang 10 kekuatan manusia, yaitu :

1. Kekuatan Keheningan

Keheningan membantu kita menenangkan diri untuk menjernihkan pikiran. Ia menjelaskan bahwa suasana hening membantu kita melakukan introspeksi diri, mengevaluasi segala tindakan, dan menumbuhkan tekad untuk memperbaiki diri. Ia juga menegaskan bahwa kunci keberhasilan dalam belajar adalah keheningan, sebab dalam keheningan kita dapat menelusuri apa sebenarnya visi dan misi hidup kita.

2. Kekuatan Hidup Hemat

Zhuge Liang memberikan petunjuk bahwa hidup bersahaja akan menyelamatkan diri kita agar tidak diperbudak oleh materi. Hidup sederhana menurut sang penasehat ini membentuk diri kita menjadi manusia yang lebih bermoral. Jangan terseret dalam pola hidup boros, sebab pola hidup boros suatu saat dapat mengubur kita kedalam tumpukan hutang dan puing-puing kehancuran.

3. Kekuatan Membuat Perencanaan

Dalam surat-surat itu Zhuge Liang menegaskan tentang pentingnya merencanakan hidup. Fail to plan means plan to fail – Gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal. Dengan melakukan perencanaan yang baik, maka kita akan dapat menempatkan prioritas dengan baik pula. Sebaliknya, tanpa perencanaan yang baik akan selalu membuat kita gagal menyelesaikan apapun yang kita kerjakan.

4. Kekuatan Belajar

Zhuge Liang dalam suratnya menyebutkan bahwa keheningan memaksimalkan pencapaian hasil dari tujuan belajar. Ia meyakini bahwa kemampuan manusia bukan berasal dari pembawaan sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan konsisten. Oleh sebab itu ia menyarankan agar kita tak pernah berhenti belajar sampai kapanpun. Sementara dalam proses pembelajaran, kerendahan hati akan sangat membantu kita menyerap dengan mudah ilmu pengetahuan yang dibutuhkan.

5. Kekuatan Nilai Tambah

Nasehatnya ini menekankan kita agar lebih banyak memberi, karena hal itu akan membuat kita lebih banyak menerima. Oleh sebab itu kita harus berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain, diantaranya kepada keluarga, kerabat, teman, konsumen, mitra bisnis, dan lain sebagainya. Bila kita mampu memberikan sesuatu yang ekstra atau nilai tambah terhadap apa yang dibutuhkan orang lain, tentu saja mereka akan senang, merasa tersanjung dan terpesona. Tak heran jika selanjutnya mereka ingin selalu menjalin hubungan yang menguntungkan bagi Anda.

6. Kekuatan Kecepatan

Beliau menesehat anaknya agar tidak menunda-nunda pekerjaan karena penundaan artinya menghambat usaha kita mencapai visi dan misi secepat mungkin. Ia menandaskan agar kita menjalankan segala sesuatu dengan efektif dan efisien waktu. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kemampuan memanajemen waktu. Jika perlu, satu hal dilakukan bersama-sama dengan tim agar lebih cepat terselesaikan, “Alone we can do so little; together we can do so much. – Sendiri kita menyelesaikan sedikit pekerjaan; bersama kita kerjakan sangat banyak pekerjaan,” kata Hellen Keller.

7. Kekuatan Karakter

Zhuge Liang menasehati anaknya agar membiasakan diri tidak bersikap tergesa-gesa, sebab segala sesuatu memerlukan proses. Kehati-hatian dalam bersikap dapat membentuk sebuah karakter yang utuh. Dalam pepatah bangsa Tionghoa dikatakan, “Diperlukan waktu hanya sepuluh tahun untuk menanam dan memelihara sebatang pohon, tapi memerlukan waktu paling sedikit 100 tahun untuk membentuk sebuah watak yang utuh.”

8. Kekuatan Waktu

Dalam suratnya Zhuge Liang menginginkan anaknya menghargai waktu. Sebab waktu berlalu sangat cepat, tak jarang ikut mengikis semangat dan cita-cita kita. Oleh sebab itu manajemen waktu dengan baik, jangan pernah menyia-nyiakan waktu dengan melakukan aktifitas yang kurang bermanfaat.

9. Kekuatan Imaginasi

Zhuge Liang memberikan nasehat supaya kita berpikir jauh ke depan, agar kita tidak tertinggal oleh jaman yang terus berkembang. Imajinasi tentang masa depan dikatakannya lebih kuat dari pengetahuan. Hal ini juga pernah diucapkan oleh Albert Einstein, “Imagination is everything. It is the preview of life’s coming attractions. – Imajinasi adalah segalanya. Imajinasi adalah penarik realitas yang akan datang.”

10. Kekuatan Kesederhanaan

Sang penasehat ini mencontohkan kekuatan kesederhanaan dalam setiap surat-suratnya yang singkat dan mudah dimengerti tetapi sarat tuntunan hidup positif. Tidak ada teori atau tuntunan hidup yang muluk-muluk, melainkan kebijaksanaan hidup yang sederhana. Begitupun jika kita ingin menghasilkan prestasi hidup yang luar biasa, tak perlu menggunakan teori yang rumit. Sekalipun tindakan atau langkah-langkah yang kita lakukan sederhana tetapi jika dilakukan dengan konsisten maka kita akan mudah meraih visi dan misi. “

Selamat pagi , happy weekend all

** CERDAS vs BRILIAN **

Seorang tua kaya raya yang sedang terbaring karena sakit parah ditunggui isteri dan ketiga anaknya yang merupakan pengusaha-pengusaha besar.

"Hidup papa tdk akan lama lagi dan sebelum meninggal Papa hanya ada 1 permintaan, yaitu uang 1 milyar dari masing2 kalian...

Papa perlukan uang ini supaya tidak sengsara di kehidupan selanjutnya...

Jadi nanti letakkan uang 3M ini ke dalam peti mati papa sebelum peti ditutup."

Ketiga anaknya pun langsung mengiyakan permintaan terakhir ini.

Setelah keluar dari kamar, ketiga anak ini mendiskusikan permintaan sang ayah.

"Saya akan penuhi permintaan papa!" sahut Si Sulung dengan tegas.

"Saya juga!" kata anak kedua tak kalah tegasnya.

Si Bungsu terdiam lama sambil merenung.

Setelah didesak kedua kakaknya, Si Bungsu pun menjawab,

"Permintaan papa ini kayaknya tidak bijaksana, saya akan pertimbangkan dulu baik baik."

Esoknya ayah meninggal dan menjelang penutupan peti, Si Sulung menghampiri peti mati ayahnya.

Sejenak dia berdoa, meneteskan air mata, meletakkan uang kontan 1M lalu mundur...

Giliran anak kedua maju ke peti, Sejenak dia berdoa, meneteskan air mata, meletakkan uang kontan 1M lalu mundur...

Giliran Si Bungsu.

Dia berdoa lama sekali, meneteskan air mata banyak sekali dan kemudian menoleh ke kedua kakaknya...

"Apa papa bener cuma minta 3M? Apa tidak kurang?"

"Iya bener cuma 3M, itu sudah cukup. Ayo cepetan biar peti bisa segera ditutup," jawab kedua kakaknya.

Kemudian Si Bungsu meletakkan selembar cek tunai senilai 5M ke dalam peti dan mengambil uang kontan 2M yang ada di dalam peti sebagai uang kembalian...

(👉inilah yg dikatakan "CERDAS!" )

Mamanya kemudian mendekati peti jenazah, diambilnya cek 5M itu sambil berkata,

"Biar mama yg pegang, papamu suka lupa naruhnya."

(👉ini yang disebut "BRILIAN" )

HAHAHA.. 😂😂😂😂😂

* ENCIM GLODOK kok dilawan!! * 😤