Minggu, 17 November 2019

uncle China

*_ALERT !!!_*
*Siap-siap Menghadapi Resesi Global*

Seperti nasib *Hong Kong* saat ini yg dibiarkan *porak poranda oleh sistemnya sendiri*, _Tiongkok_ kali ini tidak akan menolong resesi yg semakin menganga.
Tidak bisa dipungkiri Era Sosmed sangat membantu *_Tiongkok_* untuk menokohkan diri  sebagai *_kekuatan Global_*. Dari sejak Olimpade Beijing, image positif _Tiongkok_ terus meningkat. Ketika terjadi skandal Lehman Brothers yg menjadikan Amerika setengah bangkrut, _Tiongkok_ menolong dengan mendukung Amerika. (Dolar dicetak terus dan diborong _Tiongkok_ + banyak property yg diborong _Tiongkok_ serta Hak Cipta yg sebagian besar milik AS juga diborong). Karena bantuan itulah  jadi ada jargon *Uncle China* sbg padanan Uncle Sam.  
Dari situ _Tiongkok_ belajar: *ternyata ketika ekonomi negara kisruh,R&D teknologi canggih jadi melambat...*.
Tahun 2008 _Tiongkok_ masih takut resesi karena _Tiongkok_ masih butuh perkuatan image (Olympiade Beijing, pembangunan Metropolis, infrastruktur dll). Ternyata ketika ekonomi AS sedang _Flue, batuk & pilek_ _Tiongkok_  bisa menyalip AS dalam R&D. Hasilnya : *teknologi 5G, Supersonic, produksi Rare-earth* etc. 
*Kini Uncle China tidak mau lagi  jadi _In-kong_* (In-kong=tuan penolong). _Tiongkok_ saat ini sudah siap untuk resesi bahkan dengan sengaja akan membiarkan resesi dunia. _Tiongkok_ dengan kekuatan finansial yg super-liquid ini dengan mudah bisa tetap bertahan dalam keadaan resesi dunia. 
Resesi akan membuat  *_Tiongkok_ memetik keuntungan lain*  karena negara² Eropa Barat(walau punya kekuatan finansial tapi minim lahan & minim Sarana SDM) banyak bersandar pada pasar _Tiongkok_. 
Resesi akan menyebabkan Eropa Barat berpaling dari *Uncle Sam*, karena kini sang Uncle  tidak bisa lagi diharapkan. Dunia tidak lagi butuh Satpam seperti paska perang dunia kedua yg lalu. Dengan resesi AS akan kehilangan mitra strategisnya di Eropa Barat sehingga _Tiongkok_ tinggal menghadapi satu pesaing yakni AS. AS sendiri akan terjebak dalam dilema, terus membiayai  politik perang diluar negeri, ngobrak-abrik negara lain untuk dijadikan  jajahan ekonomi(Indonesia termasuk salah satunya di era ORDE BARU sd.SBY) atau membangun ekonominya sendiri yg merosot tajam. Dua-duanya berat kalau resesi melanda dunia.
AS saat ini juga terjebak dalam politik welfare (memanjakan warganya) yang selalu didengungkan padahal sudah defisit untuk membiayainya. AS juga tersandung politik Demokrasi & HAM sehingga tidak bisa mengkonsolodasi warganya menghadapi resesi. 
Melalui masa resesi, _Tiongkok_ akan semakin jauh meninggalkan negara lain dalam pengembangan teknologi canggih. _Tiongkok_ tidak punya sejarah agresi tetapi punya sejarah memimpin peradaban sejak ribuan tahun yg lalu. Dulu media mainstream yang dikuasai Amerika dan Barat sangat leluasa memfitnah system politik Asia ( NKRI dengan Gotong Royong, India dengan Ahimsa, _Tiongkok_ dengan System Seleksi (bukan Demokrasi) dalam memilih pimpinan negara dll). Di era millenial ini media mainstream sudah kehilangan gigi, giginya rontok jadi sosmed. Apalagi _Tiongkok_ akan segera merilis mata uang digitalnya yg digadang-gadang menggantikan hegemoni dolar. 
_Tiongkok_ bukan membikin resesi, *AS lah yg menjerumuskan dunia dalam resesi*. _Tiongkok_ hanya  membiarkan resesi karena dengan resesi _Tiongkok_ jadi tampil sebagai kekuatan global. Artinya NKRI juga harus mulai ikat pinggang sambil menyingsingkan lengan baju. *_Pangkas habis korupsi dan inefisiensi serta  radikalisme. Mulai saat ini juga !_*