Minggu, 05 Agustus 2018

Poco Poco rekor Guiness 5 Aug 2018

Konkret !!! Tiga pentolan utama di balik suksesnya ‘lenggang poco-poco’ sabet rekor dunia
written by Jeffrey Rawis
August 5, 2018

BENDERRAnews, 5/8/18 (Jakarta): Heboh dan benar-benar menggemparkan perfoma aksi puluhan ribu pelakon ‘lenggang poco-poco’, Minggu (5/8/18) di Jakarta, dan sejumlah kota se-Nusantara, di antaranya Makassar dan Manado.

Simak saja berbagai media mainstream, baik televisi, radio, media ‘online’, rata-rata sejak pagi hingga berita ini diolah (12.30 WIB), didominasi oleh tayangan pentas budaya akbar I donesia tersebut.

Tak terkecuali di semua media sosial (Medsos), mulai dari WhatsApp, Facebook, Instagram, Line, Youtube, dan seterusnya, dipenuhi dengan informasi, foto maupun video ‘lenggang poco-poco’ yang diperkirakan dilakoni 65.000 orang.

Roy Nicholas Mandey, selaku Ketua Harian kegiatan ketika dikonfirmasi BENDERRAnews mengungkapkan, hingga memasuki jam 12.00 WIB, di Instagram sudah mencapai 2000 post untuk hestek #pocopocogwr2018. “Dan tren sebegini biasanya akan berefek terus secara akumulatif berganda hingga ratusan ribu, bahkan bukan tidak mungkin jutaan,..apalagi poco-poco ini memang sudah digemari secara lintas negara”, tuturnya, Minggu, 5/8/18.

Wajar saja jika aksi massal ini berhasil menyabet rekor dunua versi Guiness World of Record.

Johny datang jam 03.00

Tetapi, bagaimana dan siapa sesungguhnya di balik upaya besar mengangkat salah satu produk kearifan lokal Nusantara ini menembus pengakuan sekaligus meraih  rekor dunia?

Sesungguhnya, dari sekitar tujuh sosok utama yang peduli produk budaya berbasis karakter komunal Indonesia tersebut, tercatat tiga di antaranya sebagai pentolan aksi.

Mereka ialah, Theo L Sambuaga yang kemudian diangkat sebagai pimpinan tim penasihat, lalu Letjen TNI Pur Johny Lumintang, sosok prajurit nasionalis profesional didaulat menjadi ketua panitia, lalu Roy Mandey (ditunjuk jadi ketua harian).

Kebetulan ketiganya juga masih aktif dalam membina sebuah Ormas bersifat nasional yang resmi terdaftar Kemdagri RI, yakni Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP). Theo masih sebagai Ketua Dewan Penasihat, Johny di posisi Dewan Kehormatan/Pinisepuh, sementara Roy salah satu Wakil Ketua Umum.

Organisasi nasional ini memiliki visi mengejawantahkan tanpa pamrih upaya “melestarikan, meneruskan, menularkan Jiwa-Semangat-Nilai (JSN) perjoangan peristiwa heroik 14 Februari 1946, yakni Negara Proklamasi Republik Indonesia 17.08.45, Pancasila, UUD 45, Sumpah Pemuda 1928, Bhineka Tunggal Ika, Sang Dwi Warna Perkasa Merah Putih”.

“Wow, pak Johny Lumintang itu sama dengan bung Theo, kerja mereka perfect, tuntas, lugas. Asal Anda tahu aja, pak Johny itu sudah siap bersama all panitia poco-poco termasuk bung Fernando Repi sejak jam 03.00 subuh Minggu pagi tadi. Walaupun kurang sehat, beliau tetap hadir bersama all panitia inti poco-poco,” ungkap Roy.

Sejam kemudian, tuturnya, Theo Sambuaga bersama beberapa anggota timnya tiba di lokasi.

Johny yang mantan Pangkostrad dan Pangdam Cenderawasih memang mengajak panitia sigap dalam membuktikan karya budaya bangsa ini, yang nyaris dicaplok beberapa tetangga sebagai made in mereka.

“Diharapkan pemecahan rekor dunia ini selain mampu meningkatkan harga diri bangsa Indonesia, mampu pula melestarikan, mengembangkan budaya asli Indonesia, serta meningkatkan Industri Pariwisata Indonesia melalui olahraga rekreasi masyarakat,” kata Ketua Umum Panitia Pemecahan Rekor Dunia Poco-poco, Letjen TNI Pur Johny Lumintang.

Theo dan GPPMP

Mau tahu lebih lanjut kisah awal pentas massal budaya Nusantara ini? Simak lebih lanjut ceritanya.

Sesungguhnya, ide dan prakarsa awal kegiatan massal ini, digerakkan beberapa orang yang peduli dengan upaya melestarikan dan mengembangkan budaya Nusantara. Itu terjadi di awal tahun ini, jelang DPP GPPMP menggelar “ziarah merah putih” di TMP Kalibata.

Di antaranya pakar marketing Hermawan Kertajaya, juga beberapa fungsionaris Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 1946 (GPPMP) seperti Wakil Ketua Umum DPP GPPMP, Roy Nicholas Mandey yang juga Ketua Umum DPP Asiosasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Fernando Repi (salah satu Ketua DPP GPPMP) dan Sekjen DPP GPPMP, Teddy Matheos, Gretty Tielman (Tim Satkersus DPP GPPMP) bersama pakar olahraga Dr Lily Greta Karmel, MA (Badan Standardusasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan Indonesia) Kemenpora.

“Saya datang buru-buru, setelah dikontak bung Theo. Setibanya di kantor beliau, sudah ada bu Gretty dan doktor Greta, pak Hermawan dan bung Roy. Ketum DPP GPPMP, bung Jeffrey Rawis kebetulan sedang dampingi kawan-kawan untuk persiapan ziarah merah putih,” ungkap Teddy.

Disebutkan juga, Gretty dan doktor Greta membawa misi Kemenpora. Mereka menginformasikan banyak hal, hwal poco-poco yang tak saja menasional, tetapi mulai mendunia.

“Iya..saat itu ada bung Teddy Matheos, ibu Grety deng kitorang GPPMP pe pasukan..yang datang deng Hermawan Kartajaya ke kantor Berita Satu lantai 8 for baku dapa deng Bung Theo,” Roy membenarkan, dengan sedikit gunakan logat Minahasa.

Mereka semua mendatangi Ketua Dewan Penasihat GPPMP, Theo L Sambuaga untuk membicarakan lebih lanjut progres aksi akbar budaya Nusantara ini, sekaligus meminta kesediaan untuk menjadi Pimpinan Organizing Committee (OC).

Theo yang juga Presiden Lippo Group dan mantan Presiden Komite Politik Uni Parlemen Se-Dunia (Inter Parliementary Union-IPU), merespons hangat, apalagi ada dugaan ada negara tetangga sedang berusaha mengklaim goyang poco-poco sebagai miliknya.

Dia bersedia menyuport aksi massal budaya Nusantara tersebut dengan menggerakkan jejaring nasional hingga internasionalnya.

Namun, Theo yang masih menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Golkar ini menyarankan sekaligus meminta agar tim ini segera menghubungi Letjen TNI Pur Johny Lumintang, mantan Dubes RI untuk Republik Filipina untuk jadi Ketua OC. Itu karena, demikian Theo, untuk kegiatan sebegini sebaiknya dipimpin sosok independen, dalam artian tidak ada terikat dalam satu kegiatan politik.

“Kita harus bergerak cepat dan tuntas,” tegas Theo yang pernah beberapa kali menjadi menteri dan pimpinan utama Komisi Keamanan dan Luar Negeri serta Badan Kerjasama Antar Parkemen (BKSAP) DPR RI ini.

Ia sepakat dengan premis Ketua Umum DPP GPPMP, Jeffrey Rawis dan Sekjennya, Teddy Matheos serta Ketua Harian, Ruddy Sumampouw. “Bahwa jelas dan tegas, ‘lenggang poco-poco’ merupakan ujud budaya yang lahir dari kearifan lokal Nusantara yang bhineka, utamanya berbasis keceriaan serta spirit komunitas rakyat-rakyat di Sulut-Maluku-Papua-NTT”.

Bagi GPPMP, dari poco-poco kemudian telah berelaborasi dengan lahirnya ‘tari maumere’, ‘goyang tobelo’, hingga ada yang terbaru ‘donci tomohon’ (ini lagi tren di sana). “Maar, sebelumnya so ada itu ‘masamper & pato-pato sangihe talaud’, ‘sajojo deng yospan papua’,” ungkap Jeffrey Rawis tentang unsur-unsur kearifan lokal sendra-nada khas Indonesia ini.

“Semuanya sendranada riang gembira dari Bumi Nusantara, ‘Benua Maritim’ Indonesia di bahagian timur, yang juga merefleksikan ucapan syukur kepada Sang Khalik atas ciptaan-NYA, yakni alam raya Indonesia yang kata Bung Karno bak ‘ratna mutu manikam, atau Koes Plus bilang ..kolam susu,” sambung Jeffrey Rawis,

Presiden Jokowi ikut bergoyang

Dan di hari-H, benar-benar dahsyat. Fakta buktikan spirit bersatu untuk eksis bersama tanpa peduli aneka latar, tersuguhkan lewat performa aksi budaya akbar ‘lenggang poco-poco’.

Tengok saja, Presiden Joko Widodo pun larut bersama massa pesenam ‘lenggang poco-poco’ massal, sekaligus membuka, bahkan ikut serta dalam senam tarian terbesar yang ditujukan untuk memecahkan rekor dunia Guinness World of Record di sisi barat Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Minggu pagi (5/8/18).

“Selamat berpoco-poco, semoga kita semuanya sehat, rakyat kita sehat, negara kita kuat,” kata Presiden, yang bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo di lapangan Silang Monas.

Lantunan lagu “balenggang pata-pata, bagoyang pica-pica, ngana pe bodi…poco poco ..” dan seterusnya, menggema di Monumen Nasional (Monas), Jalan MH Thamrin, hingga Jalan Jenderal Sudirman, Ibu Kota Jakarta (area car free day). Barisan puluhan ribu massa yang mengenakan pakaian berwarna merah-putih bergoyang, menari mengikuti irama.

Selain Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi yang didampingi sang Ibu Negara, Iriana Jokowi, hadir pula banyak tokoh serta pejabat tinggi dalam pemecahan rekor dunia Poco-poco di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/18).

Tampak Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama istri, Mufidah Jusuf Kalla, ikut menyemarakkan pemecahan rekor dari Guinness Word of Records tersebut. Selain itu, ada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Sejumlah menteri pun hadir, di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Massa yang juga mengenakan ikat kepala bercorak batik itu, memadukan tarian Papua dan gerakan mendayung, memanah, menombak, serta pencak silat, ke dalam tarian Poco Poco. Tujuannya, guna mensosialisasikan perhelatan akbar olahraga Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang 18 Agustus 2018 mendatang.

Sepuluh menit berlalu, sejarah baru pun tertoreh buat Indonesia. Tarian Poco Poco yang dilakukan oleh puluhan ribu orang itu tercatat dalam Guinness World of Record.

Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla kelihatan beriang gembira dalam acara yang diikuti oleh 65.000 peserta itu.

Peserta senam untuk memecahkan rekor dunia itu antara lain meliputi 10.000 anggota TNI, 5.000 anggota Polri, 6.700 pegawai kementerian/lembaga negara, 27.000 murid SMA di DKI Jakarta, 3.000 guru olahraga SMA se-DKI Jakarta, 800 pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah DKI Jakarta, serta 1.000 mahasiswa di wilayah DKI.

Selain itu ada 2.500 dharma wanita kementerian/lembaga, 5.000 anggota Formi DKI, 2.000 anggota pusat kebugaran dan sanggar senam, serta 1.000 perwakilan lintas agama dan lingkungan RT/RW, dan 1.000 warga perumahan turut meramaikan acara tersebut.

Pejalan kaki CFD menikmati

Pemecahan rekor dunia poco-poco di kawasan Car Free Day (CFD) Sudirman-Thamrin pada Minggu (5/8/18) ternyata tidak mengganggu warga ibukota para pejalan kaki dan kalangan pesepeda (gowes).

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmiko mengatakan, masyarakat tetap mengunjungi area CFD seperti biasa.

“(Memang) tidak ada pelarangan atau pun pembatalan terkait pelaksanaan Car Free Day. Jadi, antara kegiatan senam poco-poco dengan Car Free Day berjalan beriringan,” kata Sigit.

Sigit menyebut, panitia pemecahan rekor juga menyiapkan pembatas area antara partisipan pemecahan rekor poco-poco dan masyarakat umum.

“Bahkan para pejalan kaki banyak yang menikmati, malah ada pula yang ikut ber-‘lenggang poco-poco,” demikian Fernando Repi, seperti dirangkum dari BeritaSatu.com, Kompas.com, Suara Pembaruan, ANTARA, The Jakarta Post, BeritaManado.com, SOLUSSInews, berikut laporan Coretta Kapoyos serta Teddy Matheos dari lokasi acara. (CS-BS/SP/KC/JP/SN/jr)
Post Views: 319
FacebookTwitterGoogle+WhatsAppSambung

DAG

*Perihal : Giat rapat umum Relawan Jokowi yang dihadiri Oleh Presiden RI (Bpk. Ir Joko Widodo) di SICC Sentul Bogor Jabar*

1. Pada hari Sabtu  tanggal 04 Agustus 2018 sekitar pukul 14.30 Wib, Bertempat di dalam Gedung SICC Sentul City Desa Cipambuan Kec.Babakan Madang Kab Bogor telah berlangsung giat Kunjungan Presiden RI 1 Bpk.Joko widodo dalam acara Rapat Umum Relawan Jokowi di hadiri lk 10.000 orang.

2. Adapun hadir dalam Giat tsb diantaranya a.l :
1) Ketua Panitia Rapat Umum Relawan Jokowi (Victor S Sirait)
2) Ketum Golkar, Airlangga Hartanto
3) Sekber Jokowi, Bayutami Sammy
4) Ketum Relawan Progo, Budi Arie Setiadi
5) Tenga Ahli Utama kantor Staf kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin
6) Kasrem 061/SK, Letkol Kav.Eko Saptono
7) PLH Dandim 0621 Kab.Bogor, Letkol Arm Sabawa
8) Korwil binda Letkol Arm Yoyon
9) Kapolres Bogor, AKBP Andi Mochamad Dikky
10) Dandenpom Bogor, Letkol Cpm Sony Yusdarmoko

3. Adapun Susunan acara diantaranya sbb :
a. Pada Pukul 14.36 Wib, - Presiden RI Joko Widodo tiba di Intemational Convention Center (SICC) kemudian menuju ke Ruang Tunggu Utama.

b. Pada pukul 15.28 Wib, - Presiden RI tiba di tempat acara di dalam gedung Sicc Sentul.

c. Pada pukul 15.31 Wib, Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh Paduan Suara Nawacita

d. Pukul 15.33 Wib, Mengheningkan Cipta dipimpin bpk Victor S.Sirait

e.  Pukul 15.39 Wib, - Persembahan Tarian Selamat Datang.

f.  Pukul 15.45 Wib, - Laporan Ketua Panitia Rapat Umum Relawan Jokowi, Victor S.Sirait
Penyampaiannya kurang lebihnya sbb:
- Aslkm warohmatullahi wabarakatu   Yth bpk presiden inilah kami relawan bpk. Kami datang dari berbagai daerah khusus untuk bertemu dgn bpk presiden.
- Kami dtg dengan sukarela sebagian besar ada di luar karena proses perubahan waktu.
- Kalau bpk datang pasti kursi penuh itu artinya kita cinta presiden.
- Kami sangat Bangga dan mencintai Bpk presiden Krn bpk lebih mencintai seluruh lapisan masyarakat.
- Kami cinta bpk karena bpk memberikan yg kami butuhkan dan bpk adalah simbol pemersatu bangsa ini.
- Kami bangga bpk memperhatikan seluruh wilayah negeri ini. Dan hal lain yg tidak dapat kami sebutkan satu persatu yg tidak pernah kami dapatkan dalam pemerintahan sebelumnya.
- Kami berterima kasih bpk cukup dgn rakyat dan relawan.
- Kami akan bekerja keras agar bpk terpilih kembali dalam Pilpres 2019.
- Kami siap menjalankan perintah bpk presiden dan arahan bpk presiden.
- Mohon agar bpk presiden berkenan memberikan arahan kepada kami semua. Demikian wasallam mualaikum wr wb

g. Pukul 15.54 wib, - Pembacaan Deklarasi Kebulatan Tekad Relawan Jokowi
Adapun 7 (Tujuh) poin Sapta Tekad Relawan Jokowi,dimana Kami seluruh  Relawan Jokowi yang berhimpun dalam Rapat Umum Relawan Jokowi 2018, bertekad diantaranya sbb :
1)  Setia dan berjuang tanpa pamrih mempertahankan Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
2)  Bersepakat, bersatu-padu, bergerak bersama, dan berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan Ir H Joko Widodo pada pemilihan presiden 17 April 2019, dengan semboyan “Relawan Jokowi: Bersatu, Militan, Menang,”
3)  Bertekad menjadikan Pemilu 2019 sebagai arena mewujudkan kedaulatan rakyat dengan memilih Ir H Joko Widodo sebagai pemimpin rakyat yang jujur, anti korupsi, sederhana, dan merakyat.
4)  Bertekad melaksanakan Pemilu 2019 yang jujur, adil, damai, dan demokratis.
5)  Menolak politik uang dalam Pemilu 2019 dan menolak hoaks, politik kebencian, dan SARA yang memecah belah NKRI.
6)  Mengawal, mengawasi, dan ikut memastikan semua agenda Nawacita yang menghadirkan negara dalam kehidupan rakyat sehari-hari agar tercapai kemajuan, kesejahteraan, keadilan, dan pemerataan di seluruh Indonesia.
7)  Menyerukan kepada seluruh komponen bangsa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote bergerak bersama untuk memastikan kemenangan rakyat pada 17 April 2019 dengan memilih kembali Ir H Joko Widodo sebagai Presiden RI periode 2019-2024.
*Bersatu, Militan, Menang*

h.  Pukul 16.02 Wib, - Penayangan Video Kegiatan tiap Relawan/ Organisasi Pendukung

i. Pukul 16.18 Wib, - Sambutan Presiden RI (Bpk. Ir. Joko Widodo) menyampaikan diantaranya a.l :
- Aslkm wr wb yang saya hormati seluruh ketua relawan. Dan relawan Jokowi dari Sabang sampai Merauke dari Nias sampai pulau rete
- Perlu saya ingatkan aset terbesar kita adalah persatuan persaudaraan dan kerukunan.
- Saya mengajak kita semua menjaga persatuan dan kesatuan serta kerukunan karena kita di karuniai dalam majemuk agar tetap bersatu padu
- Pilpres 2019 bukan sekedar menang dan kalah tapi penguatan demokrasi rakyat yg kuat.
- Rakyat merasakan demokrasi politik pada tahun 2019.
-  Pada kesempatan yg baik ini saya minta kpd relawan agar lebih militan.
- Kalau disana militan kita harus lebih militan lagi.
- Kalau disana kerja keras kita harus lebih kerja keras lagi.
- Apabila ke tahap kampanye lakukan kampanye yg simpatik dgn semua golongan.
- Jangan membangun ujaran kebencian jgn membangun fitnah jgn membangun hoax. Tapi klo diajak berantem berani, tp jgn ngajak itu klo diajak tidak boleh takut.
- Saya ajak relawan kerja positif sampaikan klo tidak hanya membangun Jawa tapi juga Indonesia timur.
- Saya nanti akan rapat dgn ketua relawan apa yg akan kita lakukan tiap bulan tiap saat agar kita mendapatkan hasil yg kita inginkan. Terimakasih semua kepada Relawan Jokowi wasallam mualaikum wr wb.

j. Pukul 16.34 wib - Doa bersama dipimpin oleh H.Mustopa

k. Pukul 16.37 Wib, - Penutup

5. Pads Pukul 16.38 wib - Presiden RI, Joko Widodo meninggalkan tempat acara menuju Istana Kepresidenan Bogor.

6. Pada pukul 16.40 Wib, Kegiatan Kunjungan Presiden RI Joko Widodo dalam Acara Rapat Umum Relawan Jokowi di SICC Sentul Selesai dan berlangsung dengan aman dan kondusif.

Catatan :
Kegiatan rapat umum relawan Jokowi di SICC Sentul ini merupakan dukungan buat Presiden RI Joko Widodo terpilih kembali dalam Pilpres 2019 untuk bisa menjabat lagi selama 2 periode.

Dmmp

Tuhan di mana mana

Silahkan dinilai:
Nuwun Sewu Gusti, Kulo Bade Resik-Resik....

Suatu hari di Semarang setelah kebetulan ikut misa katholik harian pagi, seperti biasa aku duduk di depan gua Bunda Maria .

. . setelah selesai berdoa aku cuma duduk berdiam aja disitu . . .
Tiba-tiba aku tertarik melihat seorang wanita setengah baya. Kalau tidak bisa dikatakan sudah sepuh . . .

Berjalan tertatih. sudah agak membungkuk dengan kemoceng ditangan dan serbet seadanya di pundaknya.

Sang wanita, datang menghampiri patung, dan berkata. "Gusti Yesus. Gusti Maria . . . nyuwun sewu . . . kulo bade resik-resik . . . !!!"

["Gusti Yesus . . . Gusti Maria . . . mohon maaf, permisi . . . saya mau bersih-bersih . . . !!!"]

Aku tertegun dan secara tidak sadar tertarik dengan apa yang dilakukan si ibu.
Dengan perlahan [karena faktor umurnya mungkin] dia mulai membersihkan area sekitar gua. menghilangkan debu yang ada . . . membersihkan sisa-sisa lelehan lilin . . . mengganti karangan bunga yang sudah tampak layu..

Sekitar 1/2 jam berlalu . . . si ibu lalu selesai melakukan pekerjaannya.

Sebelum meninggalkan tempat bekerjanya, si ibu berkata lagi. "Gusti Yesus . . . Gusti Maria . . . sampun, kulo sampun rampung . . . mugi-mugi berkenan. Kulo bade nyambut gawe, mohon pangestune . . ."
[Gusti Yesus . . . Gusti Maria . . . sudah, saya sudah selesai.. mudah-mudahan berkenan. Saya mau bekerja . . . minta restunya . . ."

Sekali lagi aku terpana . . . doa yang sangat sederhana dari seorang yang juga sangat sederhana . . . tapi semuanya mencerminkan kepasrahan yang sangat dalam buatku . . .

Aku tertarik . . . jiwa isengku kumat . . . aku ikutin si ibu.
Dihalaman gereja yang juga bersebelahan dengan sebuah sekolah katholik yang cukup ternama di kota itu, ternyata beliau menggelar jualannya . . . si ibu jualan nasi pecel.

Agak jauh aku terus perhatikan si ibu.

Setelah beliau selesai dan siap berjualan . . . langsung aku datangi . . . aku ingin tahu dia lebih jauh dan sekalian sarapan pikirku . . . basa basi sebentar dan sambil nunggu pesenan aku coba ajak ngobrol beliau : [pake bahasa indonesia saja ya mumet, pakai bahasa Jawa . . .]

"Memang biasa bersih-bersih di gereja to bu . . . ???"
"Iya mas . . . sudah terbiasa dari dulu . . ."
"Sudah berapa lama bu . . . ???"
"Wah mas sejak gadis . . ."

Wuih. Sudah lama banget itu pasti pikirku . . . aku makin iseng nanyanya.

"Koq tadi tidak sisan ikut misa pagi to bu . . . ??? Dan aku kayanya tidak pernah liat ibu selama ini . . . !?!"

Si ibu senyum. sambil ngasih nasi pecel pincu'an pesenanku . . . terus beliau ngomong.

"Saya muslim mas . . ."

Deg . . . bengong aku dengarnya. Lama aku pegang tuh nasi pecel sambil bengong ngeliatin si ibu. Tidak karuan rasanya hati ini.

"Dari muda aku sudah jualan ditempat ini mas. aku dapat rejeki ditempat ini . . . kan tidak ada salahnya aku ingin menunjukkan rasa terima kasihku pada Yang Punya Tempat Ini. Aku ga salah to mas . . . ?!?"

Aku gelagepan ditanya gitu. "Wah ya tidak . . . to bu. Ibu hebat banget . . . Ibu dibayar . . . ?!?

"Saya tidak pernah minta itu mas. Saya ikhlas melakukannya . . . Sekedar menunjukkan rasa terima kasih saya. Tapi mungkin sekitar 5 tahun ini Romo Maringi / memberi saya 100rb sebulan . . ."

"Putra berapa bu . . . ???
"3 mas. 1 laki dan 2 perempuan. sudah selesai semua mas . . ."

"Maksud ibu . . . ???"
"Yang perempuan dua-duanya sudah nikah dan hidupnya lumayan. yang laki 4 tahun lalu sudah lulus sekarang sudah kerja . . ."

"Lulus apa bu . . . ???"
"Ekonomi mas . . . sarjana. Wah ibu ga ngerti mas masalah itu . . . yang penting mereka semua sudah bisa nguripi [menghidupkan] hidup mereka sendiri-sendiri. Saya sekarang tetep jualan karena memang ini yang cuma saya bisa mas . . . Tidak pengen nganggur dirumah . . ."

"Nyuwun sewu . . . bapak masih ada bu . . .?"
"Masih mas. tuh mbecak . . . mangkalnya juga disini . . ."

Aku bengong. Tidak bisa berkata-kata. Nunduk sambil makan. Tiba-tiba si ibu ngomong lagi.

"Mungkin saya keliatan aneh ya mas . . . saya muslim . . . saya sholat tapi saya masuk ke gereja, mungkin bahasa mas saya berdoa disana . . . saya sendiri tidak ngerasa berdoa disana . . .

Saya cuma minta ijin dan minta restu saja. Tapi mungkin ini bisa buat mas bawa pulang nanti, kalau Tuhan itu ada dimana-mana, dan Dia itu untuk siapa saja, tidak pernah membeda-bedakan . .

. manusia saja mas yang senengnya membeda-bedakan. Maaf ya mas kalau saya salah . . . maklum orang kecil dan bodo saya . . . tidak pernah nyicipin bangku-sekolah . . ."

"Tidak bu . . . ibu tidak salah . . . ibu hebat . . . bahkan mungkin dari orang yang paling pinter sekalipun. Beruntung saya bisa ketemu ibu . . ."

Aku tidak sanggup ngomong apa-apa lagi . . . setelah pamit . . . aku jalan kaki pulang ke tempat aku tinggal dan hari itu tidak habis rasa kagumku pada si ibu. Dengan kesederhanaannya . . . beliau mengajarkan aku dan menunjukkan aku satu hal yang sangat luar biasa.

*Tuhan ada dimana-mana . . . Tuhan ada buat semua orang . . .*

Selama kita pasrah. berserah, percaya dan tulus meminta padaNya . . .

Dia pasti menunjukkan jalan buat kita . . .
===