Minggu, 17 Juni 2018

Dari seorang WNI tentang Arab

SEPUCUK SURAT DARI TEMAN DI ARAB SAUDI :*

Warta islami ~ Saya membuat tulisan ini, bukan untuk merendahkan bangsa saya, Indonesia tercinta.

Bukan pula menyerang negara Arab, khususnya Arab Saudi tempat di mana saya berdomisili saat ini.

Tujuan tulisan singkat saya ini untuk *memberikan wawasan / kesadaran* kepada teman-teman, kakak, dan adik-adik saya dan sesama saudara warga negara Indonesia di mana saja berada.

Agar bisa memilih dan memilah, mana yang bisa dijadikan panutan / pedoman, serta mana pula yang harus diwaspadai.

Harapan saya hanya satu :
Semoga Bangsa Indonesia selalu dirahmati oleh Allah Tuhan Alam Semesta, Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, dan anak-anak bangsa ini - termasuk saya - tidak menjadi bangsa yang inferior (rendah diri), tidak mudah kagum, dan tidak mudah menjadi beo.

Begini, saya melihat *hubungan antara Arab ( khususnya Arab Teluk ), Barat ( khususnya Amerika ), dan Indonesia ( khususnya yang mengagumi Arab ) itu unik, menarik, dan lucu !*

Negara-negara Arab, khususnya Teluk itu “sangat Barat” dan jelas2 pro-Amerika (dan Inggris).

Hampir semua produk2 Barat dari ecek-ecek (semacam restoran fast foods) sampai yg berkelas dan bermerk untuk kalangan berduit, semua ada di kawasan ini.

Mall-mall megah dibangun, a.l., untuk menampung produk-produk Barat tadi.

Warga Arab menjadi konsumen setia karena memang mereka hobi shopping
(bahkan terkadang lalai dengan sembahyang).

Orang-orang Barat juga mendapat “perlakuan spesial” disini, khususnya yang bekerja di sektor industri (gaji tinggi, fasilitas melimpah).

Mayoritas orang-orang Arab juga sangat hormat & inferior (rendah diri) terhadap orang-orang Barat.

Saya sering jalan bareng bersama “kolega bule”-ku ke tempat pameran barang-barang branded tsb, dan mereka menganggap saya adalah “jongosnya”.

*Bagi orang2 Arab, non-bule darimanapun asalnya apapun agama mereka adalah “Kelas Buruh”, sementara org bule, sekere & sebego apapun mereka, beragama atau tidak beragama, dianggap “kelas elit”.*

Mereka baru menaruh rasa hormat, kalau sudah tahu “siapa kita”.

Sejumlah universitas2 beken di Amerika juga membuka cabang di Arab Teluk, selain Saudi, (Georgetown, New York Univ, Texas A & M, Carnegie Melon Univ, dll).

Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus-kampus Barat, khususnya Amerika, Kanada & Eropa (jg Aussie).

Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia !
Sementara (sebagian) warga Indonesia memimpikan belajar di Arab Saudi.
Lucunya, para fans/penyembah Arab Saudi dan Arab-Arab lainnya di Indonesia, mereka mati-matian men-tuan-kan Arab, sementara Arab sendiri tidak “menggubris” mereka (penyembah Arab).

Para “cheerleaders/pengidola” Arab ini (para fans Arab di Indonesia),
juga mati2an anti-Barat padahal orang-orang Arab mati-matian membela Barat.

Kita bertutur memakai istilah bahasa mereka (akhi, ukhty, antum, dan berbagai istilah arab lainnya, padahal, mereka merendahkan kita). *Kita seolah gagal faham untuk membedakan antara Islam dan Arab.*
Islam menghargai kita sedangkan Arab menganggap kita ini bangsa budak.

Saya bukan anti-Arab atau anti-Barat karena teman-teman baikku banyak sekali dari “dua dunia” ini.

Saya juga bukan pro-Arab atau pro-Barat. Saya adalah saya yang tetap orang kampungan Jawa.

*Daripada “menjadi Arab” atau “menjadi Barat”, akan lebih baik jika kita menjadi “diri kita sendiri” yang tetap menghargai warisan tradisi dan kebudayaan leluhur kita.*

Itulah orang Saudi, mereka menganggap kecil terhadap orang Indonesia, di hotel, di kantor, bahkan mrk menyangka saya cuma tenaga profesional ecek ecek, mereka tanya gaji, disangka CUMA 2 ribu atau 3 ribu Real. (1 real = 3700)

Waktu saya bilang jumlah gaji saya, mereka baru tahu gaji saya sama dengan orang Amerika atau Inggris, dan mereka tanya kok bisa begitu.

Saya bilang, saya pernah training di Inggris dan di Amerika, dan ternyata gaji saya lebih besar dari gaji dokter Saudi.

Itulah kenyataannya, dan yang menggaji saya perusahaan di Abu Dhabi yang tidak menganggap rendah karyawannya berdasarkan kebangsaan atau Nationality profiling.

Mudah-mudahan pemerintah *tidak mengirim lagi TKI atau TKW sehingga mereka tidak menganggap orang Indonesia bangsa budak.*

Tetapi kirim tenaga terdidik, terutama yang menguasai bahasa Inggris.

Sekali lagi :

Saya bukan anti Arab dan juga bukan anti Barat - saya cuma orang Jawa, Indonesia - yang dipercaya sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga ahli yang dibayar berdasarkan keahliannya.

Suatu hari, dan ini bukan untuk menyombongkan diri, saya merasa bangga ketika saya keluar dari sebuah hotel di Jeddah, saya dijemput oleh sopir orang Arab berasal dari Thaif.
Itu kebanggaan saya, karena biasanya yg jadi sopir itu orang Indonesia.

*Mudah-mudahan kita tidak jadi bangsa budak dan budak di antara bangsa lain.*

Belum lama ini sy mengadakan survei dg responden para mahasiswaku (sekitar 100 mahasiswa) yg mayoritas beretnik Arab & Saudi. Survei ini bersifat “confidential” dan identitas mahasiswa tdk diketahui. Salah satu pertanyaan dlm survei adl : *"Agar lebih Islami, apakah masyarakat Muslim non-Arab harus meniru* *& mencontoh masyarakat Arab & menjalankan kebudayaan mereka?”* Jawaban mrk, sekitar *60% bilang “tidak”, 12% bilang “ya”, selebihnya “mungkin” & “tidak tahu”.*

Saya tdk tahu secara pasti apakah jawaban mrk itu ada kaitannya dg “doktrin2” pentingnya menghargai pluralitas budaya, agama, & masyarakat yg selama ini sy “ajarkan” di kelas atau mungkin karena pengaruh pendidikan yg semakin meningkat atau gelombang modernisasi & “internetisasi” yg mewabah di kawasan Arab.

Apapun faktor2nya, yg jelas hasil survei ini “sedikit menggembirakan” (setidaknya buatku), meskipun masih banyak tantangan cukup besar menghadang di depan mata. Bukan suatu hal yg mustahal jika kelak kaum Muslim Arab & Saudi khususnya bisa menjadi lebih maju, terbuka, dan toleran. Dan bukan suatu hal yg mustahal pula jika kelak kaum Muslim Indonesia justru “nyungsep” menjadi umat yg bebal, tertutup, dan intoleran.

Di saat masyarakat Arab mulai lelah dg konflik & kekerasan serta mulai menyadari pentingnya keragaman & hidup bertoleransi, sejumlah kaum Muslim di Indonesia justru menjadi umat intoleran dan anti-kemajemukan…

( Sumanto Al Qurtuby, seorang professor Warga Negara Indonesia, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi.)

*silakan share

Panduan Jack Ma

Jack Ma :
11 Jenis Orang Yang Tidak Bisa Ditolong, 10 Jenis Orang Yang Bisa Diajak Kerjasama, 5 Jenis Orang Yang Tidak Bisa Dijadikan Rekan Usaha.
馬雲:11種人不能幫,10種人可合作,5種人不合夥

11 Jenis Orang Yang Tidak Bisa Ditolong:
*11種人不能幫*

1. Orang yg lupa budi.
忘恩的人;

2. Orang yg dalam usahanya mencari uang mengesampingkan Kebenaran dan Keadilan.
掙錢違背道義的人;

3. Orang yg demi keuntungan pribadi merugikan orang lain.
損人而利己之人;

4. Orang yg di depan penuh sopan santun di belakang bersiasat busuk.
表面一套背後玩陰之人;

5. Melihat keuntungan melupakan Kebenaran, orang yg tidak punya prinsip.
見利忘義,沒原則之人;

6. Tidak menjaga kepercayaan orang lain, saat memohon pertolongan memelas, saat memperoleh kekuasaan menjadi jahat.
不守信用,求救時可憐,得勢時可惡之人;

7. Orang yg tidak beres mengurus hal kecil tapi ingin menangani hal besar.
做不了小事,卻想幹大事的人;

8. Orang yg meletakkan harapan di pundak orang lain.
把希望寄託在別人身上的人;

9. Orang yg setelah dibantu tidak memegang janji.
幫過忙,不履約的人;

10. Orang yg mendapat kesempatan masih mengeluh juga.
有機會還裝窮的人。

11. Hati yg tidak berterima kasih. Orang yg merasa semuanya sudah sepantasnya ia dapatkan.
沒有感恩之心.一切都感覺是理所應當的人

10 Jenis Orang Yang Paling Tepat Diajak Menjadi Rekanan
*最適合做合夥人的10種人*

1. Keduanya merupakan teman yg dapat diajak berdiskusi.
彼此是談得來的朋友。

2. Mempunyai pandangan tentang nilai kemanusiaan yg sama.
有共同的人生價值觀。

3. Keduanya dapat saling percaya dan memahami sepenuhnya.
彼此能充分了解信任。

4. Mudah berkomunikasi dan saling memahami saat bertemu masalah.
遇事彼此易溝通。

5. Keduanya saling memiliki semangat berkorban.
彼此有奉獻犧牲精神。

6. Keduanya memiliki rasa toleransi yg besar.
彼此寬容大度。

7. Mempunyai cita-cita yg saling berhubungan secara mendasar.
志趣要能基本相投。

8. Keduanya dapat secara pasti saling mendukung.
彼此能堅定支持對方。

9. Keduanya mempunyai latar belakang profesional yg pasti.
彼此有一定專業背景。

10. Mempunyai idealisme dan keyakinan yg sama.
有共同理想、信念。

5 Jenis Orang Yang Samasekali Tidak Boleh Diajak Kerjasama
*5種絕對不能合夥的人 *

1. Jangan bekerjasama dg orang yg ambisi pribadinya terlalu besar, karena mereka tidak mampu melihat pengorbanan orang lain, dan hanya peduli dg tujuan bagi diri sendiri.
不與私慾太重的人合作,因為他們看不見別人的付出,只在意自己的結果。

2. Jangan bekerjasama dg orang yg tidak punya misi hidup, karena mereka hanya menjadikan uang sebagai tujuan, yg penuh dg bau busuk keserakahan.
不與沒有使命感的人合作,因為他們只以賺錢為目的,充滿了銅嗅的貪婪。

3. Jangan bekerjasama dg orang yg tidak punya nurani, karena egois dan serakah, bersama dg mereka anda akan tidak bahagia.
不與沒有人情味的人合作,因為自私貪婪,在一起會不快樂。

4. Jangan bekerjasama dg orang yg negatif dan pesimis, karena mereka bisa menyedot kering semangat positifmu.
不與負面消極的人合作,因為他們會吸乾你的正能量。

5. Jangan bekerjasama dg orang yg tidak punya falsafah hidup, karena mereka tidak percaya dg mimpi mampu menghadapi tekanan dan godaan di depan mata.
不與沒有人生原則的人合作,因為他們不相信夢想抵擋不住眼前的壓力和誘惑。