Senin, 21 Mei 2018

Bawang Merah

🍑🥔🍏
*JANGAN SIMPAN BAWANG MERAH YANG SUDAH DIKUPAS UNTUK DIKONSUMSI.*
( *Kecuali berencana untuk tidak mengkonsumsinya setelah dikupas* ).
*_Alasannya..._*
Ketika epidemi influenza merebak di banyak tempat di dunia, seorang Dokter memperhatikan
"Ada keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh demam influenza"
Ketika ia mengunjunginya,  mendapati  keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang telah dikupas di piring dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu.
Ketika ia mengambil salah satu piring dengan metoda bakteriologis yang semestinya, ia mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus influenza yang sudah inaktif. Bawang merah itu memfokuskan virus ke dalam dirinya, lalu membunuhnya.
Bukan hanya virus saja, tapi juga bakteri, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah inaktif atau mati.
Beberapa toko yang memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat.
Jadi tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga,
Ganti setiap hari, maka anda akan terbebas dari virus dan bakteri.
*Seorang penderita radang paru berat (pneumonia) menjalani perawatan bawang merah sebagai berikut:*
Ambil sebutir bawang merah, iris kedua ujungnya.
Salah satu ujungnya dicocok dengan garpu, lalu tangkai garpu dimasukkan sebuah botol agar dapat berdiri.
Taruh di samping ranjang penderita, semalaman paginya bawang merah berubah jadi kehitaman karena penuh kuman. Kemudian dibuang, ganti dengan yang baru.
Penderita lebih cepat sembuh.
Apa efek dari semuanya ini?
*Bawang merah mentah yang telah dikupas adalah magnet kuat bagi kuman*
Jadi jangan menyimpan bawang merah mentah yang sudah dikupas, walaupun dalam lemari es, sebab itu sama dengan anda menyimpan kuman dalam lemari es anda.
Begitu pula kentang mentah,
Setelah diiris atau dikupas mudah sekali dimasuki kuman.
*Karena itu sebaiknya mengupas bawang merah mentah hanya jika langsung hendak dimasak, jangan menjadi untuk persediaan.*
🌶🥕🌶🥕🌶🥕🌶🥕🌶🥕🌶🥕
"Info ini semoga bermanfaat" .

Anita Wahid menulis

Ini tulisan menarik oleh putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Anita Ashvini Wahid: 

“Pak, aku nggak lulus UMPTN,” laporku sedih. Dengan santai beliau menjawab: “Ya sudah kamu ikut ujian lagi tahun depan. Sementara itu kamu bisa kuliah ambil D1 atau D3.”

“Kuliah apa?” tanyaku melas.

“Ambil Sastra Cina aja. Sebentar lagi Cina kan jadi kekuatan besar di dunia. Bagus kalau kamu punya keahlian berbahasa Cina,” ujar beliau.

Percakapan itu terjadi 22 tahun silam yang membuat saya memilih berkuliah Sastra Cina di Universitas Indonesia. Sekarang yang dikatakan Bapak ketika itu terbukti. Cina menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Sayangnya munculnya Cina sebagai kekuatan besar dunia ini membuat banyak orang Indonesia menjadi ketakutan dan paranoid. Mereka menciptakan narasi-narasi seakan-akan Cina akan melakukan invasi besar-besaran ke Indonesia yang mengancam kelangsungan hidup kita sebagai warga negara Indonesia secara individual dan sebagai bangsa maupun negara.

Semua ketakutan itu tidak lepas dari sejarah panjang politik identitas yang diberlakukan VOC untuk menjaga agar kaum Jawa dan keturunan Cina tidak bersatu dan menyaingi perdagangan VOC. Kemudian dilanjutkan oleh Orde Baru yang banyak melakukan pembantaian terhadap warga keturunan Cina. Selama masa Orde Baru berbagai stigma dan prasangka terhadap warga keturunan berkembang.

Mereka bilang, orang Cina pelit. Ya, saya pernah bertemu orang Cina pelit dan orang pelit dari suku dan ras lain.
Mereka bilang, orang Cina tamak. Betul, saya pernah kenal orang Cina tamak. Begitu pun orang suku dan ras lain yang tamak.
Mereka bilang, orang Cina suka memeras. Saya pernah dengar ada orang Cina seperti itu tapi saya tahu ada juga orang dari ras dan suku lain yang begitu.
Mereka bilang, orang Cina tidak suka berbaur. Memang ada orang Cina yang saya kenal yang tidak suka berbaur. Juga orang dari suku dan ras lain yang begitu.
Mereka bilang, orang Cina mata duitan, semuanya kaya. Beberapa dari yang saya kenal memang begitu, tapi ada juga yang begitu dari suku dan ras lain.

Saya juga pernah berjumpa dengan banyak orang Cina yang sangat penyayang dan murah hati. Mereka suka melakukan kerja sosial kepada kelompok masyarakat mana pun yang kurang beruntung. Saya juga punya sahabat-sahabat keturunan Cina yang sangat pendengar, sabar, murah hati, dan senang sekali berbagi apa pun yang mereka punya. Mereka juga orang-orang yang sangat menghormati orang lain, termasuk menghormati perbedaan antara mereka dengan orang lain, termasuk dengan saya.

Saya bahagia sekali berkesempatan mengenal banyak orang Cina. Sama bahagianya dengan mengenal banyak orang Jawa, orang Padang, orang Manado, orang Timor, orang Sunda, orang Madura, orang Bugis, dan orang-orang suku dan ras lain. Juga orang-orang yang dengan agama yang berbeda dengan saya. Perkenalan dengan banyak orang yang berbeda ini mengajarkan saya satu hal: suku dan ras hanya menjelaskan dari mana asal seseorang, tapi tidak menjelaskan apa pun mengenai karakter orang itu. Agama hanya menjelaskan apa yang dia yakini, tetapi sama sekali tidak menjelaskan mengenai bagaimana dirinya sebagai seorang manusia.

Satu-satunya cara untuk benar-benar tahu mengenai orang-orang dari suku, ras, dan agama lain adalah dengan membuka diri terhadap mereka. Ketika kita melakukannya, kita akan menemukan bahwa di balik semua identitas suku, ras, dan agama, setiap orang sama dengan kita. Sama-sama menginginkan hidup damai. Sama-sama ingin bekerja dalam rasa aman, sama-sama ingin memberi yang terbaik bagi keluarga, sama-sama ingin bermanfaat bagi orang lain, sama-sama ingin menyayangi dan disayangi, sama-sama ingin mnenjadi bagian dari masyarakat, dan sama-sama ingin membawa perubahan positif dalam dunia. Sebab suku, ras, dan agama, bukanlah siapa mereka sesungguhnya. Mereka sesungguhnya adalah sesama anak manusia. Begitu juga dengan mereka, orang-orang keturunan Tionghoa.

Sumber: buku ‘Ada Aku di antara Tionghoa dan Indonesia’

#AllohummaSallimnaBaldatanIndonesia