Rabu, 12 September 2018

Adywirya Adisaputra

Empati ...
( Revolusi mental ) ...

Teman yg pny usaha Kontraktor pengerukan Sungai Ciliwung bercerita kpd saya . Waktu JOKOWI sebagai Gubernur DKI . Dia pernah diajak blusukan oleh Jokowi ke pemukiman Kumuh dibantaran kali . Ketika itu Jokowi masuk kesalah satu rumah penduduk karena kebetulan dipaksa oleh pemilik rumah utk mampir. Alasannya orang tuanya yg lagi sakit ingin bersalaman dngn Jokowi . Karena ukuran rumah sangat kecil hny muat 4 orang maka yg masuk kedalam rumah itu hny Jokowi , Ajudan dan termasuk teman itu . Yg lain menunggu diluar . Dirumah itu tdk ada korsi tamu . Para tamu hny duduk dilantai beraalaskan tikar lusuh .

Pemilik rumah menyuguhkan minuman . Ketika teman itu hendak minum , dia mencium Bau Sabun pd gelas itu . Dia batal minum . Dia tahu bahwa gelas itu tdk bersih . Dia perhatikan gelas yg lain juga sama karna nampak membayang kesan kotor . Benarlah , para ajudan juga melakukan hal yg sama dngn teman ini , tdk jadi minum . Namun Jokowi dngn tersenyum sambil berbicara dngn pemilik rumah , menghabiskan minuman itu . Tdk ada kesan diwajah Jokowi ragu minum air itu .

Yg membuat saya terkejut , lanjut cerita teman , adalah sikap Jokowi ketika saya tny “ Apakah bapak merasakan aroma Sabun pd gelas itu " Dngn tersenyum Jokowi berkata " Air dngn gelas beraroma Sabun adalah inspirasi saya utk berbuat karena cinta . Pemimpin tdk akan merasakan ini klu dia hny berada dikantor atau di Istana . Selanjutnya Jokowi mengatakan bahwa ketika dia merasakan aroma Sabun pada gelas itu , hatinya menjerit karena inilah yg dirasakan oleh sebagian besar Rakyatnya setiap hari yaitu kelangkaan air bersih . Air adalah esensi kehidupan dan Negara gagal menjaga yg esensi itu .

Mereka yg tinggal di Daerah Kumuh menghadapi masalah Kesehatan , Pendidikan , Perumahan , Kesempatan Berusaha , Lingkungan dan lain sebagainya . Kehidupan mereka sdh ada sejak Negeri ini Merdeka . Mengapa ? karena selama ini Negara tdk hadir di-tengah² mereka . Negara terlalu jauh utk dijangkau dan menjangkau . Akibatnya Keadilan Sosial semakin jauh dan jauh . Sebagai orang yg lahir dari kel miskin , saya dapat merasakan suasana hati Jokowi melihat kegetiran dihadapannya . Karena Jokowi juga lahir dari kel miskin . Mungkin juga anda atau siapapun yg kini hidup lapang pernah merasakan kegetiran hidup dalam kemiskinan seperti itu . Akan merasakan hal yg sama .

Menanamkan empati terhadap keadaan lingkungan yg terbatas akan akses Sosial , tdk mudah . Klu anda tdk pernah merasakan getirnya hidup dipinggir kali . Tdk pernah merasakan getir di usir karena nggak mampu bayar Kontrakan . Tdk pernah merasakan getir karena nggak ada uang bayar anak Sekolah . Anda tdk akan merasa kekuatan empati dalam diri anda . Sulit bagi orang seperti Prabowo yg sedari kecil lahir dari kel Bangsawan dan menikah dngn kel Presiden akan merasakan kegetiran itu . Sulit bagi Sandi yg hidup dimanja oleh kel William yg Konglomerat utk merasakan kegetiran itu . Mungkin mereka peduli kepada orang Miskin tapi utk menjadi petarung bagi Kaum Miskin sangat sulit . Karena didalam GEN mereka tdk ada memori kegetiran . Jadi empatinya terukur .

Makanya ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden , saya terpanggil mendukungnya karena tanggung jawab moral agar lahir Pemimpin dari kaum bawah , yg akrab Lahir Batin dngn kemiskinan , sehingga dia akan jadi Pembela orang Miskin . Negeri kita kaya tetapi kita Miskin Pemimpin yg pny empati bagi Simiskin . Kebanyakan hny sebatas retorika namun tdk bisa lari dari fakta yg kemaruk Harta dan lupa kepada Simiskin ketika berkuasa . Klu Tuhan memberi Rahmat kepada suatu kaum maka dipilihlah Pemimpin yg Lahir dari Kaum Duafa dan dia akan selalu dijaga Tuhan utk melaksanakan keadilan Tuhan bagi simiskin . Saya percaya itu , makanya saya membela Jokowi utk kebaikan , agar Indonesia lebih baik ...

Adiwyria Adisaputra
==============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar